Drama Valentine di Tengah Pilkada yang Mantab Jiwa

Biasanya Besok Siang menerbitkan blogpost setiap hari Senin dan Kamis. Walaupun terlihat seperti jadwal orang puasa, sebenarnya tidak ada alasan khusus terkait dengan jadwal penerbitan blogpost di Besok Siang. Seperti halnya aku menyayangimu, tanpa alasan *ngomong sama debog*.

Hari ini, Besok Siang sedikit berbeda karena di hari yang bukan Senin maupun Kamis, saya diizinkan untuk nyangkem. Alasannya apa? Lagi-lagi tanpa alasan. Seperti halnya aku menyayangimu, tanpa alasan *ngomong sama debog untuk kedua kalinya*.

Nggak ding!
Sebenarnya, Brarum dan Bradhik mengizinkan saya menelurkan blogpost di luar jadwal penerbitan Besok Siang dikarenakan mereka care dengan keadaan saya. Mereka berpikir bahwa lebih baik saya nyangkem di Besok Siang daripada saya meratapi status yomblo saya di hari Valentine yang bahkan sudah lewat.

Sumber

Saya sedikit kecewa dengan hari Valentine tahun ini karena perdebatan haram tidaknya perayaan hari Valentine tak terdengar gaungnya. Bahkan meme yomblo shaming yang biasanya berjumlah jutaan, kali ini hanya tampak segilintir. Hal ini tidak lain dan tidak bukan dikarenakan adanya pilkada yang mantab jiwa yang diselenggarakan tepat hari ini di tanggal 15 Februari 2017. Tentu saja haram tidaknya memilih pemimpin Non Muslim terasa lebih mantab jiwa untuk diperdebatkan.

Hal ini sungguh memberikan pengaruh buruk terhadap keeksistensian seorang yomblo seperti saya. Perlu digarisbawahi bahwa yomblo juga perlu drama di hidupnya. Karena drama adalah koentji! Seperti halnya segala cangkeman di Besok Siang yang didramatisir sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah tulisan tanpa faedah.

Keeksistensian yomblo tambah mendlep ketika Netizen disuguhkan babak baru dari drama Cikeas. Twit Pepo lagi-lagi menambah serhu hidup ini. Hari Valentine kemarin terasa lebih panas dibandingkan dengan Hari Valentine tahun-tahun sebelumnya karena panasnya hati Pepo melebihi panas hati melihat gebetan bersama perempuan lain. Tak apalah apabila hidup saya kurang drama. Saya sudah sangat terhibur dengan drama Cikeas.

Yha.
Valentine tahun ini penuh derrrraaaaaammmaaaaah...

Dear Pak Antasari,
apa yang Anda lakukan ke Pepo itu yahat. Kok ya pas banget ta Anda bernyanyi terkait Cikeas di H-1 pemilihan gubernur DKI Jakarta? Anda tidak bermaksud menjatuhkan elektabilitas Mas Agus kan? Saya yakin bahwa tanpa Anda bernyanyi pun Mas Agus sudah jelas....... ah, begitulah pokoknya. Sebagai sesama penyandang nama Agus, saya tidak cukup tega untuk mengatakannya.
Kasihan, Pak.. Pepo jadi kepanasan dan terus-menerus ngetwit. Saya takut jari Pepo jadi kapalan. Tapi saya akui kado Valentine dari Pak Antasari sungguh swag melebihi kado Valentine apapun.
Semoga Tuhan selalu memberkati Pak Antasari sekeluarga. Anda pantas untuk mendapatkan keadilan. Salam yomblo, Pak. 



Saya kira hanya Pepo yang hatinya mudah panas dan baperan, tapi ternyata saya salah. Mas Ibas pun ikut kepanasan layaknya yomblo yang ditanya kapan nikah. Di hari yang penuh kasih sayang, Dinasti Cikeas terlihat sangat tergoncang jiwa dan akal sehatnya. Yang tentu saja malah menjadi hiburan tersendiri bagi Netizen, termasuk juga saya. Ditambah lagi dengan kicauan Mas Bakul Martabak @Chilli_Pari yang swag abis! Tumben-tumbenan berkicau menanggapi Cikeas. Tapi kok ya berkicau di akun dodolan pakan ki loh!

Oh, namanya juga jualan.

Yha.
Kau junjunganku, Mas.
Tak peduli yang ngetwit itu admin atau Mas Bakul Martabak sendiri, aku tetep bocahmu.

Dan Mas Ibas, dapat ide dari mana tah kosakata "rakyatku"? Panjenengan iku jyan kok kreatip puol. Saya sampai ndlongop loh bacanya.




Sembari menikmat twit Pepo yang penuh keprihatinan dan twit Bakul Martabak yang sowak, saya bernostalgia ditemani oleh secangkir kopi panas yang jika tidak hati-hati meminumnya malah membuat lidah mlonyoh. Ingatan saya flashback ke kasus Pak Antasari yang diberi bumbu kisah cinta segitiga. Dan makjegagik, saya jadi ingat dengan drama Valentine yang pernah saya alami. Yah, walaupun tidak se-epic drama Valentine yang dialami Cikeas, tapi tetap bisa menghibur Brarum dan Bradhik yang hobi melakukan Momon shaming.

To be honest, I'm a cheezy girl. Saya suka melakukan hal-hal remeh ketika saya sedang jatuh cinta, seperti memberikan coklat ke gebetan di hari Valentine. Tapi, itu dulu. Sekarang kokmlzyha. Lagian gebetan saya bakal lebih bahagia kalau dikado sepatu Adidas #ohjadiMomonpunyagebetan. Cinta memang sederhana, tapi uang di rekening bank tidak sesederhana cinta. Uang memang bukan segalanya, tapi uang adalah koentji!

Dulu waktu saya SMA, sebelum saya pacaran dengan Mukidi, saya punya gebetan yang sebut saja namanya Mukidi KW Super. Karena sifat saya yang shy shy cat, saya hanya bisa mengagumi Mukidi KW Super dari jauh. Tapi, di hari Valentine kala itu saya memberanikan diri untuk memberikan coklat ke Mukidi KW Super sebagai kode bahwa saya suka dengannya.

Sebagai anak SMA dengan gaji Rp 25.000,00 per minggu dari Bos Mami. Saya berpikir keras bagaimana caranya agar saya bisa membeli coklat yang mantab jiwa, tapi saya tetap bisa membeli batagor depan sekolah yang rasanya tak kalah mantab jiwa.

Sebagai manusia yang dianugerahi akal, saya pun nginthil Mami saya belanja bulanan ke supermarket. Dengan mode siluman, saya memasukkan coklat dengan ukuran kotak yang paling besar ke dalam keranjang belanjaan. Sesampainya di kasir, dengan sangat lihai saya membuat Mami saya tidak sadar dengan kehadiran coklat tersebut, walaupun mungkin Mami saya tersadar ketika memeriksa kembali struk belanjaan. Mission completed. Saya mendapatkan sekotak besar coklat secara gratis. GRATIS!

Di hari Valentine lewat sedikit, saya memberanikan diri untuk memberikan coklat dari Mami saya ke Mukidi KW Super. Kala itu, saya sungguh bangga dengan diri saya sendiri karena saya mempunyai keberanian untuk memberikan coklat dari Mami saya ke Mukidi KW Super.

Setelah momment tersebut, saya berangkat ke sekolah dengan gembira karena Mukidi KW Super juga terlihat senang menerima coklat dari Mami saya tersebut. Tapi, kesenangan saya tidak berlangsung lama. Saya mendapat kabar bahwa Mukidi KW Super telah jadian dengan Mbak Nurani KW Super jauh sebelum saya memberikan coklat dari Mami saya tersebut.

Sumber

Kopet.
Sungguh kopet yang haqiqi.
Hari Valentine tahun ini mengingatkan saya kepada drama penuh kopet yang haqiqi.

Dan saya rasa memang itulah tujuan dari suatu perayaan, yaitu sebagai pengingat. Di luar segala kontroversi yang ada terkait dengan berbagai macam cerita di balik Hari Valentine, dan walaupun Hari Valentine tahun ini dipenuhi drama Cikeas, alangkah lebih baik apabila Hari Valentine dimaknai secara lebih bijak.

Hari Valentine bisa kita gunakan sebagai pengingat bahwa di tengah keberagaman suku dan agama yang ada di Indonesia, serta siapapun paslon pilihan kita, alangkah lebih mantab jiwa apabila kita tetap saling menghormati dan menyayangi satu sama lain. Lebih mantab jiwa apabila rasa sayang ke gebetan tidak bertepuk sebelah tangan.

Bukankah kita semua adalah saudara?
Kata Mas Denny Siregar, jika memang tidak bersaudara di dalam iman, baiklah kita bersaudara di dalam kemanusiaan.

Hari ini adalah pesta demokrasi yang diselenggarakan secara besar-besaran. Apapun hasilnya nanti, siapapun yang menjadi Gubernur DKI Jakarta, atau siapapun yang terpilih menjadi kepala daerah, saya harap dapat menjadi pemimpin yang baik dan mampu berperan serta membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi.

Sumber

Mari kita memantau quick count sambil stalking gebetan atau mantan. Tapi ingat, kalau hasil stalking tidak sesuai harapan, jangan ngetwit kayak Pepo. Jangan pula ngerusuh di akun Instagram Memo, nanti di-block loooh.. Kalau di-block kan bahan ghibah jadi berkurang. Atau mending nonton video klip terbaru dari Awkarin deh! Benar-benar mantab jiwa sampai saya bingung harus mengucapkan pisuhan apa.

Ya, sudah.
Sana ambil sepeda mangkraknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar