Bekerja Ataupun Mengurus Rumah Tangga Sama Salahnya

Salah satu resolusi Besok Siang di 2018 ini adalah ingin semakin memantapkan posisi Besok Siang di jagad maya dan di hati rakyat, dengan cara semakin rutin update cangkeman unfaedah, tentu saja. Lha memang kami ini netizen kan? Yang isane muk nyangkem? Bagi yang merasa kakehan cangkem juga mbok bantu kami, nulis-nulis githu lho di Besok Siang sekalian numpang eksis.

Sebenarnya saya ingin mengisi postingan Besok Siang pertama saya di tahun 2018 ini dengan sebuah review film. Tapi apa daya, Nicholas Saputra tidak main film sepanjang tahun lalu. Dan satu-satunya film tahun 2017 yang nyantol di otak saya adalah Ayat-Ayat Cinta 2.

"Nikahi aku, Fahri. Aku mohon..."

"DIAM KAMU DASAR PELAKOR!! TABOK NIH, TABOK!!" Kata Hulya sambil mengacungkan parutan kambil, seandainya Hulya bukan tokoh fiktif yang baik hati dan rela berbagi suami.

Tapi review mengenai Ayat-Ayat Cinta 2 sudah banyak sekali. Dan ya...saya bosan saja kalau disuruh menulis review-nya juga. Jadi ya sudah, saya mau menceritakan all time favorit topik perdebatan bunda-bunda, yaitu: ibu bekerja vs ibu rumah tangga.

sumber: ibukerja.com

Di kalangan teman-teman saya yang sudah menjadi bunda, topik ini juga sering sekali jadi bahan angot-angotan. Sejujurnya ya, menurut pengamatan saya sebagai orang luar, kebanyakan yang memperlihatkan sikap angot adalah bunda-bunda rumah tangga, terutama di Facebook. Entah kenapa mereka itu seperti lebih berapi-api gitu kalau menceritakan betapa mereka berjasa untuk keluarga. Bahwa menjadi bunda itu adalah pekerjaan full time dan sangat penting. Bahwa seharusnya para bunda pekerja itu mau sedikit meredam nafsu untuk berkarier. Bukankah harta yang paling berharga adalah keluarga? Kebahagian apa lagi yang lebih haqiqi selain melihat anak sehat, lincah, tangkas, terawasi, dan poop-nya lancar setiap waktu?

Eits...tapi jangan salah! Bunda-bunda pekerja pun sebenernya juga angot. Cuma memang jarang yang jeger-jeger di Facebook gitu. Angot-angot low key lah istilah. Kalau sedang berkumpul bersama dengan rekan-rekan sesama bunda pekerja, terkadang mereka juga ngerasani bunda-bunda rumah tangga. Betapa mereka para bunda pekerja berjasa untuk keluarga, ikut mencari nafkah. Bahwa menjadi bunda itu bukan cuma soal kehadiran, tapi juga soal memberikan pendidikan, makanan, tempat poop dan segala yang termewah terbaik untuk anaknya. Bahwa eman sekali bunda Gyo yang sudah S2 itu kok malah dasteran dan tenguk-tenguk saja di rumah. Dan miris sekali ya, bunda-bunda rumah tangga itu, mau beli lipstik Purbasari saja harus minta suami.

Kok saya bisa tau? Sebab saya ini bisa nimbrung di mana saja. Saya bukan pekerja kantoran, tapi saya juga bukan pengangguran. Saya punya penghasilan, tapi saya bekerja dari rumah saja. Mungkin banyak yang belum tahu, tapi di era digital ini memang banyak sekali opsi untuk bekerja dari rumah. Memelihara tuyul celengan misalnya.

Dan yang lebih penting lagi, saya bukan bunda-bunda. Jadi saya bisa ikut berkumpul dengan geng manapun dengan status netral. Ya saya kan nggak ada kepentingan untuk merasa tersinggung dengan salah satu diantara keduanya. Bahkan boleh dibilang, saya ini merasa sedikit jumawa.

Ya bagaimana tidak jumawa? Saya kan di rumah, Jimbeam dan Lilly (kucing saya) terawasi dengan baik. Akhlak mereka baik, tidak pernah nyolong ikan asin, dan tentu saja selalu sehat karena gumoh sedikit saja langsung gercep saya bawa ke dokter kucing. Tapi sekaligus saya juga mendapatkan penghasilan. Jangankan beli lipstik purbasari untuk diri sendiri. Beli lipstik Purbasari untuk bunda-bunda sekompleks, sepatu untuk suami, sampai segala cicilan rumah tangga ya saya mampu kok! Saya ini adalah solusi terbaik bagi umat manusia. Saya adalah orang terpilih yang akan membawa para bunda jaman now menuju peradaban terang. Saya mampu mengakhiri peperangan para bunda. Saya DIVERGENT!

Tapi itu dulu. Saya sudah tidak merasa jumawa lagi sejak kunjungan beberapa orang bunda ke rumah saya. Waktu teman-teman saya yang kumpulan bunda itu menyampaikan niat bertamu, saya sudah bilang: "tapi saya sambi kerja ya, Bund. Karena saya ada deadline." Ya tidak apa-apa, kata mereka. Kami cuma butuh tempat untuk duduk dan berghibah bersama kok, lanjut mereka. Ya sudah baiklah, saya bukakan pintu rumah saya.

Awalnya semua baik-baik saja. Kami bahagia sekali bisa makan rujak potong, berkumpul dan berghibah bersama. Saya juga bahagia kedatangan kawan-kawan saya. Saya ikut nimbrung, ikut tertawa, sesekali menimpali obrolan, sambil sering berkutat dengan smartphone tentu saja, namanya juga sedang mendekati deadline.

Tapi lalu salah seorang bunda bertanya kepada saya, "Arum, kamu itu setiap hari main HP begitu?"

"Iya. Kalau mendekati deadline memang jadi lebih sering begini," jawab saya sambil tersenyum penuh keramahan.

"Kebiasaan buruk sekali! Harus dirubah sejak dini, daripada nantinya anakmu akan menirukan dan kecanduan HP. Nggak sehat itu!"

"Wo lha, SEMPHAK KADAL!"

Ucapan terakhir tentu tidak saya ucapkan. Saya batin saja sembari tersenyum kecut.

Sudahlah mungkin memang sebaiknya saya cukup menjalin pertemanan saja dengan umbi-umbian seperti Dek Momon, yang receh dan tentu saja nggak bakalan nyandak untuk kepikiran bahwa kebanyakan kerja...eh...main HP itu buruk untuk perkembangan anak bunda.

20 komentar:

  1. Mbak ini tulisannya fresh bener asli ngakak bacanya dari awal smp habis.

    I don't relate to the topic tapi gaya nulisnya kocak 😆 Thank you 😇

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah beruntung sekali bunda Tama tydac bergaul dengan bunda-bunda semacam begini.

      Hapus
  2. Mbak Arum, sungguhlah saya juga tidak mau jadi bunda rumah tangga yang leyeh leyeh, mau ini mau anu harus ke swami dulu. Bener banget kata mbak, penghasilan bisa datang darimana saja bahkan dirumah. Saya pun pernah nulis hal dengan topik yang sama di blog pribadi saya tapi beberapa hari kemudian ada 2 laki-laki yang mendadak ingin menikahi saya gara-gara apa yang saya tulis di blog. Saya harus senang atau sedih ? ):(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apakah Dek Mon juga harus menulis dengan tapik yang sama agar ada yang mau menikahi? :(

      Hapus
    2. Aku rasa bunda rumah tangga yang tidak menghasilkan uangpun ya bukan leyeh2. Pasti ada alasannya, ada kerjaannya, tidak perlu diangoti dan dikatai leyeh2.

      Dek Momon tidak harus. Karena tahun ini masih akan jomblo.

      Hapus
  3. Anonim1/19/2018

    Hahaha...kak arum ��

    Sungguh unfaedah, intinya semphak kadal ������

    Tapi sebenernya tanggung critanya, aku berekspektasi Ada lanjutin ya...eh trnyta cm sampai semphak kadal ��

    Apa cangkeman ini Akan to be continued? ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho, tanggung bagaimana? Ini kejadian nyata. Memang hanya sampai semphak kadal

      Hapus
  4. Hahaha... Dolanan hape ngene iso nggo mbayari kowe maangan lho. Paling bunda2 itu akan terhenyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yha betul itu! Terhenyaklah, bund!

      Hapus
  5. HAHAHAH SHEMPAK KADALLLLL :DDD dan ku baru tau kalau dek mon memang sejenis umbi-umbian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu percaya begitu saja dengan Dek Arum, Bund?
      Mushrik!

      Hapus
    2. Ya betul, bund! Percaya itu sama gusti Allah saja.

      Hapus
  6. Semphak kadaall.. ku berharap tulisannya masih panjang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisan sudah disambung dengan tema baru.

      Hapus
  7. Anonim1/25/2018

    Mbak, jeng lady apa kabarnya ya? Kok udah jarang muncul di besok siang? Jarang dimention juga, baik di sini, di blog pribadi, di IG dll.

    Huwapakah squad brarum, bramon n bradik udah pecah?
    Kalo emang iya, sindir2an n nyinyir2an donk biar makin hawt ala awkarin, lula, anya dkk.

    TTD
    Hamba Allah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jeng Lady memang sudah tydac menulis di Besok Siang, dikarenakan kesibukan jadi sudah tidak bisa lagi. Mau dimention di sini kok bingung juga bagaimana ya? Wong tidak pernah menulis dan tidak ada yg dibahas. Kalau mention ala ala di ig story perasaan sih masih saja.

      Hmm...dari awalpun kami bertiga itu bukan teman. Saya terpaksa berhubungan dan mengobrol dengan umbi2an cem mereka karena mengurus blog ini. Jadi kalau dari awal saya tidak berteman dengan momon dan lady, ya tidak bisa dikatakan pecah dong. Tapi soal sindir2an boleh juga tuh! Ide bagus untuk marketing Besok Siang. Apalagi Lady sekarang menulis di salah satu media besar juga. Akan kami bicarakan. Terima kasih sekali idenya.

      Hapus
    2. Hamba Allah, kenapa kamu anonim?

      Kamu Lady ya?

      Hapus
    3. Dear Hamba Allah,

      Setelah melalui diskusi panjang, jawaban di atas saya ralat. Begini jawaban yang terbaru:

      Sebenarnya kami ini sindir2an kok. Kalian saja para pembaca yg kurang peka. Coba silahkan cermati lagi tulisan2 di blog ini, termasuk tulisan fiksi. Mintalah tolong kepada handai taulan juga untuk ikut membaca. Sebarkan link blog ini di sosial mediamu bila perlu. Pasti akan ketemu moment dimana kami sindir2an dan saling menyakythi.

      Terima kasih,
      TTD: hamba pageview dan ratecard.

      Hapus
  8. Anonim1/26/2018

    Whoooooaaa...

    Jd udah sindir2an n saling menyakythi to? Baiklah, akan saya baca ulang seluruh artikel besok siang dengan lebih khidmat guna lebih mencerna esensinya.

    Sekalian saran lagi nih, nanti kalo udah baikan bikin vlog ber3 tuh, isinye klarifikasi kenapa sindir2an gt deh. Hehehe...

    TTD
    Temennya Hamba Allah di atas

    BalasHapus
  9. Anonim1/26/2018

    Asiiik...makin syeru balas2an hamba Allah.
    Skalian dicapture, distoryin sindiran dan nyinyirannya genk besok Siang ya temennya Hamba Allah di atas.
    Buat besok Siang makin hits.
    Jgn mau kalah sama princess ulala !

    TTD
    Hamba Allah lainnya

    BalasHapus