Basa-Basi Busuk


Walaupun saya orang asli Jogja yang tinggal di Jogja sejak lahir jebrot dan punya kendaraan sendiri, ada kalanya saya ingin merasakan menjadi anak manja yang pergi ke mana-mana diantar, termasuk minta diantar ke kamar mandi dan dicawikki. Kalau manja saya lagi kumat, saya suka pergi-pergi naik taksi online. Nggak hanya di Jogja sih, ketika di luar kota pun taksi online masih menjadi andalan untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain. Eh, ini bukan endorse ya. Nggak ada taksi online yang mampu bayar ratecard Besok Siang *sumpelke duit di kutang*.

Kalau lagi berduaan dengan driver taksi online rasanya mirip seperti semobil berdua dengan gebetan, sama-sama bingung mau ngobrol apa. Saya pribadi lebih suka ngajak ngobrol driver dengan alasan keselamatan. Paling tidak saya tahu sedang semobil dengan siapa dan orang seperti apa. Sukur-sukur dapat driver yang seperti Mas Chico Jericho yang tak hanya parasnya yang menawan, tapi pentilnya pun indah.

Di sisi lain, driver mengajak ngobrol penumpang karena memang tuntutan profesi, dilakukan karena mengharapkan bintang 5 dari penumpang. Demi bintang 5 driver taksi online bisa menjadi lamis seperti Dilan.

Driver: Mbaknya kuliah di mana?
Dek Mon: Udah kerja, Pak.
Driver: Wah, kayaknya kok masih kuliah, KELIHATAN MUDA.

Basa-basi yang standar untuk membuka sebuah percakapan lah ya. Bertanya kemudian memuji untuk menaikkan mood customer sehingga percakapan selanjutnya bisa lebih mulus, siapa tahu bisa lanjut ke jenjang yang lebih serius. Eh, ini ngomongin apa ya?

Tak jarang saya mendapat driver yang tidak pandai basa-basi, tapi memaksa untuk basa-basi sehingga obrolan malah jadi wagu.

Driver: Mbaknya udah punya pacar?
Dek Mon: Kenapa memang?
Driver: Ya, cewek secantik Mbak pasti dah punya kan ya.
Dek Mon: ......
Driver: Loh, ditanya kok diam?
Dek Mon: Belum #jujuramatsihMon
Driver: Kok belum?
Dek Mon: Kenapa harus sudah?
Driver: Hahahaha, Mbaknya ini lucu, ya biar cepet nikah.
Dek Mon: Kenapa harus cepet nikah?
Driver: Ya, biar cepet punya anak.
Dek Mon: Kenapa harus cepet punya anak?
Driver: Hahahahaha, Mbaknya ini lucu! Tiap saya jawab kok malah balik nanya, hahahaha.
Dek Mon: .......
Driver: Mbaknya lucu. Mana mungkin belum punya pacar.
Dek Mon: ........
Driver: Mbak?
Dek Mon: (KESURUPAN)

Niat awalnya basa-basi, eh malah jadi nyinyir. Jadi yagitudeh. Sama hal-nya dengan ketika bertemu dengan saudara jauh yang sudah beberapa bulan nggak ketemu. Tapi, karena status “keluarga”, jadi ketika ketemu ya mau tidak mau harus ngobrol. Dari yang tadinya hanya menanyakan kabar menjadi mengomentari status relationship, bahkan sampai mengomentari bentuk badan, “KOK SEKARANG GEMUK BIYANGEEEETTTT?”

Ha kok malah iyik.

Iyik sih, tapi karena status “keluarga”, masih ada toleransi untuk ke-iyik-an tersebut. Masih bisa “senyumin aja dulu”. Yang jadi masalah adalah ketika yang berbasa-basi adalah orang yang nggak kenal-kenal amat. Basa-basi busuk tidak hanya terjadi di dunia nyata kok. Banyak juga yang berbasa-basi di social media, mengisi kolom komentar di IG selebgram demi panjat sosial #eh.

Jujur saya cukup pusing dengan basa-basi yang ada di social media. Bukan di akun social media saya ya, tapi di akun milik orang lain.

A: Yawlaaaaa.. cantik banget Kak.
B: Ah, cantikan kamu, sayank.
A: Nggakkkk, cantik kamu lah! Aku hanya butiran debu.
B: Iiiihhh.. apa’an siiih.. Jelas-jelas cantik kamu.
A: Apa’an ssssiiih..

COEQ. Gitu aja terus sampai Dek Mon dipinang oleh Chico Jericho. Iya, iya, Chico Jericho dah punya pacar. Tapi, Dek Mon rela dimadu :”)

Basa-basi dengan saling memuji di social media memang perlu kok karena panjat sosial is lyfe. Tapi ya jangan kepunjulen gitu loh. Segala hal yang berlebihan itu tyda bae. Jangan sok cantik juga seperti Dek Arum. Eh, tapi ya nggak apa sih, karena memuji yang kepunjulan itu terbitlah tulisan ini. Sumber inspirasi Besok Siang adalah KEWAGUAN.

Selain mengerjakan proyek Besok Siang yang bernilai milyaran, saya juga memiliki pekerjaan tetap di suatu perusahaan dengan posisi yang mengharuskan saya untuk sering bertemu dengan klien, sehingga tentu saja saya harus pandai berbasa-basi. Atasan saya pernah bilang, “Jika memang sudah tidak ada lagi bahan obrolan, lebih baik diam daripada ujung-ujungnya malah jadi mengganggu.”

YHA.

Mangap bukan berarti baik, begitu pula sebaliknya. Mingkem bukan berarti buruk.

Mengisi kolom komentar di Besok Siang juga termasuk basa-basi loh. Masih ada yang berniat mengisi kolom komentar Besok Siang dengan:

Udah?
Gitu doang?

Anonim, di dalam butiran tai kebo yang terbang tertiup angin.

10 komentar:

  1. hahaha.
    tetep komen akh, tinggalin jejak.
    udah gitu doang
    ;p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tolong gunakan format komentar Besok Siang.

      (komentar)

      (nama), (lokasi)

      Hapus
  2. Aku sekarang sudah mulai rajin ber-basabasibusuk di Besok Siang loh, Mbak.
    Yawlaaaaa.. cantik banget Mbak Mon!

    BalasHapus
  3. Mau komen sesuatu tapi bingung bikin pertanyaanya hahaha
    Yaudah tanya ini aja, Mba mon kewaguan itu apa sih ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wagu = aneh
      Kewaguan = keanehan

      Begitu, Ibu Srimulyani. Semoga jawaban Dek Mon berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah.

      Hapus
  4. Apaan sih ini blog tyda jelazz *ben ketok iyik

    BalasHapus
  5. Anonim3/20/2018

    ini jelas blog penuh kewaguan... dan saya lebih waguu krn masih terus mbaca krman besok siang di email saya( gabriellaagustien@yahoo.com) pas jam kerja ngantor,sama cekikikan sampe tonggone clinguk2... hahhh blog apah2an ini #sukak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu ini bagaimana. Kamu saja sudah bilang kalau blog wagu, kok masih bertanya ini blog apa. Sepertinya kamu lebih wagu.

      Btw, apakah kamu Ranty di Jatim?

      Hapus