Tips Move On Ala Besok Siang


Seharusnya saya hari ini menulis lanjutan "Dek Arum dan Social Media", tapi saya sedang tidak mood. Saya lebih tergelitik menanggapi salah satu komen di blog Besok Siang ini.


Mengapa di antara sekian banyak pertanyaan saya hanya tertarik menanggapi yang ini?

Ha kemplu, og! Komen ini ada di post "Rasanya Pacaran Beda Agama" yang ditulis oleh Momon. Kemplu, tho? Mosok tanya tips move on ke Momon. Momon itu udah jomblo ngakik bertahun lamanya. Rata-rata orang yang kenal selewat sama dia beranggapan bahwa Momon itu belum bisa move on dari Mukidi anu. Tapi saya kasih tahu saja ya, Momon itu bukan cuma tidak bisa move on dari Mukidi anu, tapi juga dari Mukidi-Mukidi lain meskipun sempat berpacaran pun tydac.

Jadi, Momon itu memang pendak byar ganti Mukidi. Semua Mukidi-nya (selain Mukidi anu) adalah Mukidi yang lemes sebelum tegang eh layu sebelum berkembang. Maksudnya sudah minggat duluan sebelum jadian. Dan percayalah kalian, wahai para Mukidi-Mukidi yang lemes, bahwa setiap ada Mukidi yang minggat Momon selalu galau dan memang disengaja untuk tidak segera move on. Karena sesungguhnya kegalauan adalah sumber inspirasi tulisan Momon yang haqiqi.

Jadi sebagai teman, kalau melihat Momon gundah dan galau, yang saya tanyakan adalah: "Mukidi yang mana yang membuatmu galau kali ini?" Karena beda Mukidi beda treatment dan cangkemannya.

Contoh: 
Untuk Mukidi A: "Dah nggak usah galau lagi, Mon. Wong cilik we lho!"
sedangkan untuk Mukidi B: "Ngapain ditangisi, Mon? Gedhe sih, tapi tydac tahan lama!"

Beda dengan Momon yang gemar mengoleksi Mukidi lemes. Kalau saya jaman dulu gemar bergonta-ganti Mukidi, tapi Mukidinya tidak lemes. Jadi ya pacaran dulu, beres pacaran sama satu Mukidi, baru ganti. Mantan pacar saya bhanyak! Tapi saya bukan playgirl. Saya memacari banyak orang tapi satu-satu, tidak sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Saya juga hanya memacari Mukidi lain bila saya sudah move on dari Mukidi batch sebelumnya. Jadi bolehlah saya dibilang sebagai duta move on jaman past.

Dan lagi, menurut saya nggak salah kok bergonta-ganti pacar. Nggak semua orang punya keberuntungan menemukan pasangan hidup yang cocok dan ena dalam sekali pacaran. Buat saya, menikah bukan persoalan main-main, karena saya nggak bisa cerai dan selingkuh itu tydac bae. Jadi kalau pacar saya saat itu tidak ena, ya baiknya saya tukar tambah saja dengan yang lebih ena. Masa iya saya mau memaksakan diri ena-ena dengan seseorang yang tidak ena seumur hidup?

Kalau tau tidak ena kenapa dipacarin? Ya saya mana tau seseorang itu ena atau tidak kalau tidak dicicipi dipacari? Lebih baik saya bergonta-ganti pacar di masa lalu demi mendapatkan suami yang cocok dan ena, daripada jadi tante girang yang gonta-ganti suami, sebab saya tidak punya keberuntungan untuk menikmati jatuh cinta sekali saja dan langsung ena.

Kembali ke soal move on, masing-masing orang punya gaya dan kecepatan yang berbeda-beda. Ada yang cepat move on, ada juga yang lama. Ada yang bisa move on dengan gaya yang sistematis dan terstruktur, ada yang lebih mashook dengan gaya bebas. Jadi tidak bisa dipukul rata. Bahkan untuk saya sendiri, ada Mukidi yang bisa saya lupakan dalam waktu tiga jam putus, tapi ada juga Mukidi yang baru bisa saya lupakan setelah tiga tahun putus. Jadi selain dari diri kita sendiri, faktor tingkat ke-ena-an Mukidi-nya juga berperan penting dalam menentukan tingkat kecepatan move on.

Berdasarkan pengalaman saya, berikut adalah hal-hal yang bisa mempercepat kita untuk move on:

  1. Jauhi sosial media sementara waktu.

    Ini untuk menghindari kamu curhat ngember di sosial media. Percayalah, curhat hal pribadi di sosial media itu bikin image-mu terjun bebas. Iya kalau kamu punya kemampuan untuk curhat dengan elehan seperti...ehm...penulis-penulis Besok Siang. Tapi kan nyatanya kebanyakan rakyat jelata cem kamu kalau curhat modelnya alay dan ngisin-ngisini.

    Selain bikin image terjun bebas, hal tersebut juga membuatmu susah move on. Karena setiap lihat akun sosial mediamu sendiri aja isinya cuma cerita sakit hatimu kepada Mukidi. Ya kecuali kamu ingin menjadi S L A P G R A M seperti mbak @deviianggiita yang masih belum bisa move on juga dari maz Dyo Erlangga. Maz Dyo, balikin baju mbak Depi dong :(.

    Dengan menjauhi sosial media, kamu jadi nggak perlu juga hapus foto-foto cipokan sambil gendong-gendongan bersama mantanmu di Instagram. Jadi keuntungan lainnya adalah, tidak merusak feeds yang sudah kamu susun sedemikian rupa.
  2. Buang segala ciri khas yang menjadikanmu seolah masih pacaran sama si mantan.

    Ini misalnya: foto berdua di dompetmu, foto muka dia di walpaper hp dan laptopmu, foto dia di meja riasmu, kaosmu yang ada tulisannya nama dia, dan kalau sosial mediamu pakai nama-nama alay yang ada kaitannya sama dia (contoh: "Monica Mukidi Selalu Untuk Selamanya") juga harap segera diganti menjadi nama normal.

    Tapi kalau untuk barang-barang pemberian seperti jam tangan, tas branded, perhiasan, dan iphone, ada baiknya tetap disimpan saja. Bila pun tetap ingin disingkirkan, tim Besok Siang bisa membantu. Kirim saja email ke blogbesoksiang@gmail.com, nanti kami akan berikan alamat pengirimannya.
  3. Kumpul sama teman-teman kemplu

    Kumpul-kumpul sama teman itu adalah tips mainstream untuk mengatasi patah hati. Tapi kalau menurut saya, bukan sembarang teman yang harus kamu kumpuli. Namun haruslah teman yang kemplu dan cangkemnya soak. Menurut pengalaman saya nih, curhat sama teman yang cangkemnya adem, hanya memberi penghiburan di saat itu saja. Tapi saat malam dan akan berangkat bobok sendiri, saya malah tambah nggrantes karena merasa udahnya nggak punya pacar, nggak ada yang ngepuk-puk kayak tadi siang pula! Dan lagi, alam bawah sadar saya sebenarnya menyadari bahwa segala bacotan adem yang saya terima sebenarnya hanyalah harapan palsu belaka.

    "Sudah lah, Rum. Masih banyak ikan di laut."
    Ya ngerti, coeq. Ikan di laut. Buaya di kos-kossan sebelah!
    "Nanti kamu akan dapat gantinya."
    Ya ngerti, coeq. Aku kan ayu. Okeh sing gelem. Tapi kan aku sekarang sakit hati nggak bisa ena-ena.
    "Semua akan indah pada waktunya!"
    Ya ngerti, coeq. Karena begitu syahdan kata alkitab. Tidak perlu diulang-ulang mlz.

    Sungguhpun di saat-saat nggrantes seperti itu, saya lebih terbantu dengan kehadiran teman-teman yang kemplu. Mereka tidak menghibur. Jangan harap mendapat kata-kata indah dan dipuk-puk manja. Bahkan mereka akan terus mengolok-olok saya berkaitan dengan patah hati yang saya alami. Perihnya jangan ditanya! Sakhit, beb! Tapi justru dengan begitu, saya bisa menghadapi rasa sakit hati saya sambil tertawa. Dan ketika malam tiba dan saya kembali harus sendirian, rasanya malah enteng di hati. Entah entengnya karena sudah tertawa-tawa dan menghadapi sakit saya dengan gentlemen seharian ini, atau karena lega bisa pisah sementara dari teman-teman yang cangkeme soak.

    Teman-teman yang kemplu juga bikin saya nggak jadi dedek-dedek yang niqa oriented pada jamannya. Menyandang status jomblo pun bukanlah hal yang menakutkan. Ya karena saya tahu jomblo hanyalah sebuah kata, faktanya hati dan keseharian saya nggak pernah hampa. Itulah mengapa saya selalu menekankan ke teman-teman yang masih lajang koplo, bahwa memelihara teman itu adalah keharusan. Meskipun kamu sedang punya pacar, bukan berarti setiap hari njuk ngamaaarrrrr terus dan cuma menyapa teman seperlunya. Karena kalaupun nggak putus dan pada akhirnya kamu menikahi pacarmu itu, kamu tetep butuh teman. Karena menikah bukan berarti tinggal berdua di hutan bersama pepohonan, jejamuran, dan umbi-umbian saja. Kamu tetap butuh manusia lain, coeq!

    sumber: brilioo.blogspot.co.id

    Hal-hal itu juga bikin saya cepet move on. Hitungan hari saja, karena setiap hari isinya cuma ditertawakan perihal sakit hati saya dan dipanggil "Mblo!" dengan intonasi ngece kemampleng, saya malah cepat terbiasa dengan status saya sebagai jomblo.
  4. Cari kegiatan yang menyenangkan.

    Ini sih untuk pengalih perhatian saja. Jadi tidak perlu ada yang biasanya disebut dengan: P E L A R I A N. Kenapa? Ya karena berbahaya, coeq. Kalau tertangkap kamu bisa diantemi wong sekampung.

    (P E L A R I A N : Ketika kamu nyolong cawet di jemuran tetangga, lalu konangan, dan kamu dikejar-kejar masa. Lalu kamu bersembunyi untuk menghindari ditangkap masa. Nah, itu berarti statusmu adalah pelarian.)

    Kalau kamu suka traveling, ya ajak lah temen-temen kemplumu itu untuk traveling beberapa hari ke tempat yang indah namun tidak mahal. Mengapa tidak mahal? Sebab saya tahu kamu rakyat jelata pasti selalu memikirkan biaya. Atau bisa maraton nonton film, nyobain resep masakan baru, membantu ibu menyapu dan mengepel rumah, jualan jamu, atau membantu Momon menulis di Besok Siang sebab Arum sering membolos dan Momon mulai pusing.
  5. Selalu ingat Momon

    Kadang kita lupa, jangan selalu melihat ke atas tapi lihat juga ke bawah. Jangan selalu melihat dek Aurel Hermansyah yang ganti pacar setiap satu minggu sekali, tapi lihat juga Dek Momon yang sudah bertahun-tahun tydac berpacar.

    Kamu baru diputusin sehari aja udah mewek-mewek. Momon lho, pengen banget putus tapi nggak punya pacar dan tetep berusaha strong.

    Dasar kamu lemah :(.
  6. Makan yang banyak

    Agar kuat menerima nasib!



Salam jomblo, ya Mblo!

8 komentar:

  1. Ngakak ngakak sendiri bacanya hahahah (sedih ya ngakak aja sendirian).
    Btw, makasih tipsnya, kusuka sekaleee

    BalasHapus
    Balasan
    1. pukpuk..

      Semoga tipsnya berguna dan kamu tydac sedih lagi walau ngakak sendirian yha!

      Hapus
  2. Dek Mon belum meninggal caja udah disuruh untuk dikenang :(

    BalasHapus
  3. "Momon lho, pengen banget putus tapi nggak punya pacar dan tetep berusaha strong." Ampuni aku mbak momon,, aku bocahmu! tapi sumpah ku ngguyu ngakak :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngguyu saja. Tydac perlu meminta maaf ^^

      Hapus
  4. Jadi ini sepenggal alasan mbak mon jomblo ngakik? Hmm... tipsnya ini berpaedah. Sayang aku wes muvon

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh tydac. Momon jomblo tanpa alasan.

      Hapus