Hai, Rakyat Besok Siang yang pribumi!
Maaf.
Untuk kali ini, Rakyat Besok Siang yang 50% alien 50% pribumi maupun 25% alien 25% dhemit 25% umbi-umbian 25% pribumi, tydac akan saya sapa. Arab maklum, biar lebih mashook ke euphoria gubernur zaman now saja.
Walaupun tulisan kali ini tetap tydac akan berfaedah, paling tydac tulisan kali ini bisa menjadi tulisan yang kekinian. Nggak kekinian juga sih, lah wong sudah lewat masanya. Tapi, berhubung draft tulisan ini saya buat di masa itu dan saya malas untuk menghapusnya, ya sudahlah. Penulis Besok Siang tydac pernah salah. Cam-kan!
Kalau diperhatikan dengan seksama, selain tydac berfaedah, tulisan di Besok Siang adalah tulisan yang sungguh memberikan pengaruh buruk bagi generasi penerus bangsa. Ada beberapa indikasi yang mengarah ke arah tersebut.
Yang pertama, Besok Siang mengajarkan generasi penerus bangsa untuk percaya dengan takhayul tydac bermutu semacam Mbak Nurani, bahkan sok-sokan menakut-nakuti dengan bercerita dari sudut pandang si dhemit. Halah, emang wis tau dadi dhemit, Rum? Ada yang lebih parah, saya malah menulis cerita horor porno macam Mas Bangkit. Astagfirullah.
Yang kedua, Besok Siang mendukung bad vibes by Awkarin karena sering banget memajang foto Awkarin yang hanya memakai kutang sambil naik kuda, bahkan memajangnya dalam jumlah banyak di salah satu blogpost! Penulis Besok Siang adalah pemuja Awkarin.
Yang ketiga adalah yang paling parah. Besok Siang penuh dengan ketidakkonsistenan! Coba deh kalian yang suka ngikutin IG story saya maupun Arum, pasti tahu kan kalau kami berdua sering mencyduc netizen yang suka bertingkah aneh-aneh, kemudian kami nyinyirin. Padahal kami sama-sama nggak suka dengan orang yang nyinyir. HA!
Alurnya adalah ada netizen nyinyir, kemudian KZL ada netizen nyinyir. Nah, karena KZL, jadinya nyinyirin nyinyiran netizen yang nyinyir.
Anti Nyinyir Nyinyir Club.
((( diueue ))) |
Untuk urusan nyinyir, saya rasa netizen adalah jagonya. Arum adalah netizen, saya adalah netizen, dan kalian juga netizen. Kita semua adalah netizen. Kita semua ahli nyinyir. Ada dua metode nyinyir (((metode))) yang biasa dilakukan oleh netizen. Yang pertama adalah nyinyir terang-terangan (bukan eta terangkanlah, udah nggak lucu) dan yang kedua adalah nyinyir diam-diam.
Netizen yang nyinyir diam-diam biasanya menyampaikan nyinyirannya hanya ke kalangan tertentu dengan cara mengirim DM (untuk Instagram) maupun capture post tertentu, kemudian dibagikan ke suatu grup Whatsapp, kemudian ngatain dan ngetawain bareng-bareng. Cukup hanya kalangan tertentu saja yang tahu kalau kalian nyinyir. Di luaran mah tetap harus berpencitraan baik #ehem. Dek Mon mah nggak pakai Citra, pakainya Marina. Eh, lupa ini bukan beauty blog, coeq.
Netizen yang nyinyir terang-terangan biasanya nyinyir melalui kolom komentar. Netizen tipe begini biasanya memiliki second account khusus untuk menulis komentar-komentar negatif di akun yang bisa dikomentari, misalnya akun artis. Makanya, biasanya akun yang hobi nyinyir, foto profile-nya aneh-aneh atau bahkan tanpa foto. Biar semisal nyinyirin anak kecil terus bapaknya si anak kecil ittuh merong-merong, masih aman, Sist.
Menurut saya, sebenarnya nyinyir adalah hal yang wajar karena ya, mau diakui atau tidak, memang ada tipe manusia yang "nggak boleh ngatain, tapi minta dikatain".
Contoh netizen yang minta dikatain (Part 1) |
Contoh netizen yang minta dikatain (Part 2) |
Lain soal kalau tingkat nyinyir sudah level dewa dan membabi buta, semua orang menjadi bahan nyinyiran, bahkan hal yang nggak penting juga dinyinyirin. Ditambah lagi nyinyir di ruang publik macam social media. Itu sudah nggak wajar lagi.
Ada yang belanja makeup mahal dinyinyirin, "Ngapain beli makeup mahal, mending uangnya buat amal." Ada yang diet dinyinyirin, "Ngapain diet, Kak? Emang makan segitu kenyang?" Ada yang pamer belahan dada dinyinyirin, "Aurat, Kak!" Ada yang pamer belahan silit juga dinyinyirin, "Silit item aja dipamerin!" Yang namanya silit ya item, Sist. Mau dilulurin pakai lulur Ethiopia juga bakal tetep item.
Semuanya dinyinyiri seakan-akan semua yang ada di social media adalah urusan bersama, contohnya saja masalah pilihan pasangan hidup artis. Berapa juta netizen yang ngurusi pernikahan Mas Derby dengan Mbak Adinda? Kalau ikut ngurusinya dengan cara ngirim sumbangan buat bantu-bantu ngelunasin biaya catering sih nggak masalah. Ha, tapi kalau cuma cangkeman Mbak Adinda nggak cocok sama Mas Derby, mbok iya o mending tenaganya dipakai buat mbubuti suket di pinggir jalan.
Duh, Mbak. Cewek natural itu maksudnya suket-suketan? |
Eh, ada munyuk bisa pakai smartphone |
Di antara beribu-ribu komentar negatif di akun Mbak Adinda, ada satu yang menurut saya menarique karena memiliki logika yang unique.
Logika dari Mbak si pemilik akun adalah tydac masalah komentar negatif terhadap fisik orang selama dirinya sendiri tydac seperti itu
Oke. Sip.
Selain netizen yang hobi nyinyirin hubungan orang lain dan fisik orang lain, ada lagi nyinyiran yang lebih bikin KZL, yaitu nyinyirin ibadah orang lain.
Ci Eli habis makan nggak pup juga yha. |
Lah, saya kalau bikin video masak dan sebelum makan saya tunjukin kalau saya berdoa, lah situ mau nungguin saya doa selama 1 jam? Doa sebelum makan saya itu doa rosario. Itu dalam kondisi biasa. Di kondisi saya yang nggak biasa, bahkan saya bisa manggil Romo untuk mengadakan ibadat sebelum makan.
Itu kalau saya yang dinyinyiri.
Paham?
Gini deh, nggak semua kegiatan yang ada di dunia nyata itu harus dimasukkan ke dalam konten social media. Yang pada suka nontonin vlog-nya Youcuber pasti juga memperhatikan kalau selama vlog, yang mungkin merupakan kompilasi dari beberapa hari, mana ada Youcuber yang nunjukin dia bener-bener mandi atau bener-bener boker. Palingan juga cuma kelihatan ganti baju atau keluar dari kamar mandi terus bilang, "Legaaaaa.." Komentarin aja, "No pict, HOAX." Wooooo.. sodori tai, kapok.
Di antara netizen yang nyinyirnya maksimal, ada juga yang nyinyirnya setengah-setengah. Mau memuji, tapi ujung-ujungnya menghina. Mau menengahi, tapi ujung-ujungnya..... Ah, sudahlah. Jadi, nggak jelas niatnya apa.
Mungkin semacam Gamaliel Tapiheru? |
YHA. Yang penting lubang hidungnya sempit. YHA. |
Saya pernah baca salah satu komentar netizen, tapi sayangnya capture-nya terhapus. Tsk. Tapi, kurang lebih isinya adalah seperti ini, "Kalau mau jadi artis ya, harus siap dinyinyirin." Semacam plagiat yang ngomong, "Kalau nggak mau diplagiat ya, nggak usah majang karya di social media."
Gini deh, yang namanya manusia hidup di dunia memang ada resikonya, tapi yang namanya tindakan tydac bae ya, tetap saja tydac bae. Salah ya, salah. Menghina dan nyinyirin orang secara membabi buta itu tydac bae walaupun itu "hanya" di social media. Tapi, please deh, jangan lagi menganggap "hanya" social media. Si pemilik akun yang dinyinyiri itu manusia loh, bukan wit gedhang dan social media tetap saja ruang publik. Dunia nyata dan dunia maya itu sama, sama-sama ruang publik.
Misal nih, kita lagi nongkrong cantik menikmati kesendirian, tiba-tiba ada orang nggak dikenal datang, kemudian bilang, "Mbak, kamu gendut!" atau "Lacur!" KZL nggak? Kalau saya sih nggak KZL, hanya saja mungkin tangan saya reflek nyiram espresso ke orang tersebut.
Komentar di social media itu boleh kok, bebas. Tapi, walaupun bebas tetap harus punya etika dan...... jangan sampai typo. Ngisin-ngisini (memalukan)!
Halah, ngomong opo tah? |
Mungkin maksud dari cewe alami itu seperti.... tumbuh-tumbuhan? 😐
BalasHapusApaqa tumbuh-tumbuhan punya kelamin?
HapusCoba kutengok selangkangan tumbuh-tumbuhan.
Hapus"Pingin punya yang cantik alami.. gprh sholat percuma.." ah jare sopo?Kalau aku ta jawab: ga usah sedih gitu dik, besok kamu jugak disholati *(kalo beruntung ditemukan). Aku tidac alami, aku pwenuh rekayasa. Mau lipenan, ku tidak harus pergi numbuk batu bata kuoser-oserkan bibirku biar merah. Mau pupuran, ku tak mau cabuti padi pak tani lalu kutumbuk dan kucampur tanah liat terus aku taburkan ke muka. Aku pakai yang racikan dan kimia :-D
BalasHapusAku tydac akan pernah disholati :(
HapusPercuma aku "I wakeup like this" :(
Saya tau tulisan di Besok Siang ini unfaedah, tapi kenapa ya saya seneng baca tulisan disini? Kenapa ya saya sering buka Besok Siang dan brharap ada tulisan terbaru dari Mbak Momon atau Mbak Arum? Kenapa? Kenapaaa?
BalasHapusBesok Siang emang pakek pesugihan kok.
HapusSocial media penuh dengan julid. Tapi kenapa ya saya malah senang di julid orang, apa karena julidan mereka menarik tuh dibahas ???
BalasHapusMau dijulidin penulis Besok Siang? :)
Hapussentimen yang menyebar luas
BalasHapusKarena perasaan sentimen tydac boleh dipendam sama halnya dengan perasaan cinta.
HapusSekian.
baca komentar bih ngakak.. kyknya kudu sering2 baca Besok Siang nih
BalasHapusSering2 meninggalkan jejak di kolom komentar juga boleh 👌
Hapus