Jomblo Shaming dan Batasan-Batasan Dalam Pertemanan

"Mblo!"

...adalah nama panggilan populer BraMod. Udah nggak heran deh kalau tim Besok Siang ber-mbla-mblo-mbla-mblo, itu pasti lagi ngomongin BraMod. Yang bersangkutan juga biasa aja ketika saya panggil Mblo, tetep nyaut. Paling banter, kalau hatinya lagi nggrantes banget karena sangat mendamba belaian lelaki, sapaan saya dibalas dengan emoticon tai.

Kadang sapaan Mblo ini terbawa sampai ke ranah media sosial. Ya spontan aja gitu, kalau lagi ngomongin jomblo pasti ingetnya BraMod. Kalau nulis status atau artikel soal jomblo, nggak ada hal lain yang lebih cocok untuk dijadikan objek selain BraMod. Bagaimana kalau kita nobatkan BraMod sebagai duta jomblo nasional?


Tak jarang juga, kalau saya kelepasan nge-Mblo-in BraMod di media sosial, aktivis-aktivis anti jomblo shaming akan bermunculan membela BraMod sepenuh jiwa raga. Padahal kenal juga enggak. Mungkin ini yang dinamakan solidaritas sesama jomblo. Persamaan status kadang lebih kental daripada darah.

"Jomblo shaming terus! Situ oke?!"
"Mbak, maaf ya, tapi menurut saya tujuan hidup bukan hanya cari jodoh."
"Kok mbak Momon mau-maunya sih temenan sama orang cetek kayak gitu?"

Tak andhani ya, Mblo. BraMod itu teman saya. Dan masing-masing lingkaran pertemanan pasti punya aturannya masing-masing. Kebetulan pertemanan kami adalah pertemanan kampret. Nggak cuma kejombloan BraMod, perut mblegendu saya dan tete rata BraDhik juga sering kok jadi topik gojek receh #SaveTeteDhika. Apalagi kalau udah debat masalah politik terus kalah, wuuu....body shaming bercampur emoticon tai langsung bertebaran di grup Besok Siang. Sungguh bukan pertemanan yang pantas ditiru. Tapi nggak papa, kami juga nggak berambisi jadi duta pertemanan nasional kok.

Tapi ya perlu diingat, Mblo. Setiap lingkaran pertemanan punya aturannya sendiri-sendiri. Aturan-aturannya nggak tertulis sih, tapi asal nggak pekok-pekok banget, ya pasti paham lah apa saja aturan-aturan dalam lingkaran-lingkaran pertemanan yang kamu cemplungi. Pokoknya dikira-kira aja pakai hati dan akal sehat. Seperti pak Jonru yang bisa mengira-ira bahwa bidadari Alexis terletak di lantai tuju.


Peraturan-peraturan pertemanan ini misalnya: saya boleh jomblo shaming ke BraMod, tapi saya nggak boleh jomblo shaming ke mbak (sebut saja) Anisa dalam lingkaran pertemanan yang lain. Kenapa? Ya karena aturannya begitu! Di lingkaran pertemanan saya dan BraMod, kebetulan suasananya kampret dan tidak sehat #BenerinBeha. Sedangkan di lingkaran pertemanan saya dengan mbak Anisa bukan nama sebenarnya, suasananya sangat sehat, isinya saling memuji dan mengingatkan beribadah #BenerinJilbab.

Pun aturan dalam lingkaran pertemanan ini sifatnya internal. Kayak dalam lingkaran pertemanan Besok Siang, jelas hanya saya dan beberapa orang terpilih yang boleh jomblo shaming ke BraMod. Kalau sampai ada orang lain yang ikutan jomblo shaming padahal deket juga enggak, ya siap-siap aja saya bacotin kalau belum di-block sendiri oleh BraMod. Karena aturan "boleh jomblo shaming ke BraMod" itu adalah aturan yang hanya berlaku di dalam lingkaran, tidak berlaku di luar lingkaran. Atau gampangnya, tidak ada orang yang boleh menghina BraMod kecuali saya sendiri. Iya, selain hobi jomblo shaming, saya juga merupakan teman yang posesif. Untung saya famous. Jadi BraMod masih betah temenan sama saya dalam rangka nebeng popularitas #terAwkarin.

Tapi, posesifnya saya ini masih dalam ranah pertemanan saja lho ya. Saya posesif dan akan membela BraMod kalau ada yang jelek-jelekin dia, karena dia adalah teman saya. Tapi lain soal kalau di kantor dia diplekoto sama bosnya karena proyeknya nggak selesai-selesai tapi dia malah sibuk nontonin bokep dan tinderan melulu. Kalau itu sih, saya nggak mau mbelain. Itu bukan lagi BraMod sebagai teman saya, melainkan itu BraMod sebagai seorang karyawan perusahaan tempatnya bekerja.

(klik untuk membaca lebih jelas)

Meskipun andaikata saya ternyata kenal dengan bos-nya BraMod di kantor, saya nggak bisa dong serta merta melabrak teman saya tersebut demi membela BraMod. Lalu ketika teman saya membela diri, saya kemudian membalas: "masalah kantor urusan masing-masing...tp kl teman gw itu jadi urusan gw!"

Ketika labrakan saya via Path terhadap teman saya yang merupakan bosnya BraMod ini menyebar, saya juga nggak mungkin lah playing victim, nyetatus di twiter: "Dg kerendahan hati saya memohon maaf kpd masyarakat yg tidak berkenan dg hak menjawab saya dalam membela teman saya kpd teman saya yang lain."

Ha! Wagu to?



Itu baru masalah BraMod di kantor. Bagaimana kalau BraMod suatu saat memutuskan untuk nyaleg atau nyagub atau nyapres ya? Mungkin mulai dari sekarang saya harus banyak makan makanan yang bergizi tinggi. Agar bila tiba masanya BraMod nyalon, saya kuat untuk nggak mbelain dia ketika ada yang mengkritisi BraMod sebagai calon wakil rakyat.

Karena kalau sudah nyalon, urusannya bukan urusan pertemanan atau keluarga lagi to? Tapi sudah menjadi urusan rakyat.

10 komentar:

  1. Berat seusssss berattttttt~~~


    Dari jomblo ke mba annisa wohoooo
    *standing ovation*
    Prokprokprok


    Brilian abis seusss, lanjutkan tulisan berbobotnyaa !!! 😂😂

    BalasHapus
  2. Jadi jadi jadi kalau ada yang komen aku "jomblo ngakik" kamu bakal bela aku kaaaannn? 😌

    BalasHapus
  3. setiap jomblo pasti ada akhirnya jengngngng... kalo gakmau berlama-lama njomblo, mending kamuh nyalon gubernur DKI ajah wkwkw *dibalangsendalkarenagaknyambung

    BalasHapus
  4. Ses Arum, sini aku bisikin "rasa persatuan para jomblo itu lebih kuat dari yang dikau bayangkan..."

    #savejomblo
    #sayajugajomblo
    #promosi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm...solidaritas sesama jomblo #angop

      Hapus
  5. Mbak Arum..

    Tuh kan bener tulisannya sukses bikin ku mesem2 kaya org bener 😂😂😂

    Dr mblo ke Mbak "Victim" 👍👍👍👍

    BalasHapus