HTS Yay or Nay?

Sumber: www.ask.fm/memedagelancjrelovii/

Yang lagi pada HTS-an mana suaranyaaaaa???

Hubungan Tanpa Status atau biasa disingkat dengan HTS adalah istilah yang biasa digunakan untuk suatu hubungan yang nggak jelas dan biasanya dihubungkan dengan kisah asmara antara dua anak manusia. Kenapa saya sebut "manusia"? Ya, sudah jelas karena anak monyet nggak punya kosakata "HTS". Mereka hanya punya kosakata "u'uk a'ak". Dan sudah jelas pula saya nggak ngerti bahasa monyet. Jadi, ngapain juga saya bahas anak monyet #lahkokmalahsewot

Kembali ke topik HTS. HTS biasa dideskripsikan untuk sebuah hubungan di mana penyebutan "teman" dan "pacar" menjadi bias. Kalau disebut pacar, tapi kok ya belum pernah ada pernyataan cinta dari kedua belah pihak. Kalau disebut teman tapi kok ya sudah melakukan hal yang iya-iya.

Apa'an sih, Mon hal yang iya-iya itu?
Tergantung individu masing-masing. Ada yang menganggap saling memanggil "Beb" sudah merupakan hal yang iya-iya, tapi ada juga yang menganggap itu hal yang biasa dan cuma buat lucu-lucuan. Jadi, silakan berfantasi sendiri :D

Sekarang saya akan menjelaskan kondisi apa saja yang dapat menyebabkan suatu hubungan menjadi sebuah HTS.

1. Salah satu pihak tidak berani menyatakan perasaannya.

Contoh skenerionya, misal saya lagi dekat dengan teman cowok saya yang bernama Lontong. Saking dekatnya, kami sering makan bareng, pulang bareng, kemana-mana bareng, bobok bareng, mandi bareng. Nah, kan lama-lama saya suka tu sama Lontong, dan saya pun menganggap Lontong juga suka sama saya. Istilah kerennya, saya menjadi baper. Bawa perasaan yaaaa, bukan bawa lemper. Tapi, karena saya gengsi untuk menyatakan perasaan saya, ya saya terima aja gitu nggak ditembak-tembak #meninggalcajalahaku.

2. Memang belum ingin berkomitmen.

Karena memang keduabelah pihak belum ingin berkomitmen, jadi ya enak-enak aja menjalani HTS. Sama-sama menguntungkan lah yaaaaaa.. Bisa mesra-mesraan satu sama lain, tapi juga masih bisa ngegebet yang lain #uhuk. Ah, nikmat dunia mana lagi yang bisa kau dustakan?

Dari dua kondisi yang ada, saya lebih tertarik untuk membahas kondisi yang pertama. Kalau yang kondisi kedua ngapain dibahas? Lah wong, sama-sama enak dan menikmati #enakindongbaaaang.

Bukan maksud genderisasi yaaa.. Tapi, kondisi yang pertama biasanya menimpa pihak si perempuan karena masih banyak perempuan di Indonesia yang menganggap bahwa menyatakan perasaan kepada laki-laki merupakan suatu hal yang tabu dan dapat menurunkan harga dirinya sebagai perempuan.

Ada beberapa teman saya yang kalau saya bilang, "Lah, nek suka mbokya bilaaaang.. Kalau mau kepastian mbokya tanya." Kemudian mereka akan menjawab, "Masak cewek yang ngomong duluan? Gengsi dong!"

Nggak bisa saya pungkiri, dulu saya pun sempat berpikir begitu. Tapi, akibatnya apa? Akibatnya adalah saya menjadi galau tak berujung. Mau maju nggak bisa karena gengsi, mau mundur juga nggak bisa karena sudah terlanjur sayang. Sementara itu, harapan-harapan indah akan cinta yang berbalas semakin tumbuh dengan subur #ngomonguopoooh.

Alhasil saya akan semakin galau dan galau. Gitu aja terus sampai Awkarin suci gantian kalian yang penuh dosa.

Seiring bertambahnya usia, saya menjadi berpikir (alhamdulillah saya masih bisa mikir, walaupun kalau malam otak saya suka hilang) kalau menanyakan sebuah status hubungan kepada lawan jenis tidak ada korelasinya dengan turunnya harga diri kita sebagai perempuan.

Rasa sayang itu timbul dari hati, dan rasa sayang tidak akan membuat si pemilik rasa menjadi kehilangan harga dirinya. Sayang ya sayang aja. Kenapa mengungkapkan rasa sayang jadi terlihat lebih rumit dibandingkan dengan mengucapkan sumpah serapah ketika kita marah? Yang rumit itu cukup hubungan antara Awkarin dengan Gaga saja, yang ternyata menurut sebuah akun hater Awkarin, password IG Awkarin sempat "kayinmatihtayanggaga". Eh, bener nggak sih? Ya, maaf deh kalau salah. Kan kalian semua suci ku penuh dosa.

Nggak semua yang enggan menyatakan cinta dikarenakan mempermasalahkan harga diri (bagi perempuan), tapi bisa juga karena takut kehilangan rasa "nyaman". Mengungkapkan rasa sayang memang bukannya tanpa resiko. Ada berbagai macam kemungkinan di dalamnya.

1. Pernyataan cinta diterima

Kemungkinan yang pertama adalah ternyata cinta tidak bertepuk sebelah tangan. Kalau cinta diterima, jelas senang dong yaaa.. Kecuali kamu menyatakan cinta sambil menodongkan pisau. Atau sambil nangis-nangis, lalu bikin video macam Awkarin #awkarinmeneeeehhh. And this is the best probabilty.

2. Pernyataan cinta ditolak

Kalau pernyataan cinta ditolak, akan ada tiga skenario lanjutan yang mungkin terjadi.

Yang pertama, kalian berdua akan sama-sama berakting amnesia seolah-olah nggak terjadi apa-apa, tetap berteman dekat, dan di kemudian hari akan menertawakannya bersama.

Yang kedua, kalian akan sama-sama berakting nggak pernah kenal sebelumnya dan saling menghilangkan diri dari muka bumi ini, kemudian pindah ke Planet Namec dan memadu kasih dengan Picollo.

Dan yang ketiga adalah akan ada drama kumbara macam, "Jadi, selama ini kamu nge-PHP-in aku?! Kamu jahat! Udah nggak usah sentuh-sentuh aku lagi!" Eh, tapi nggak masalah sih kalau mau ada drama kumbara. Sekalian aja ditambahin bumbu-bumbu penyedap dan cerita ke media, "Aku hamiiiiiiillll.. di-PHP-in bikin aku hamiiiiiiillll..." Gitu.

Sumber: www.imgrum.net

Sebelum menanyakan kejelasan status, memang ada baiknya menyiapkan mental dan the wrost probabily or scenario. Bagi saya pribadi, the wrost scenario is better than HTS cause after that, we can keep moving on, dan cari yang lain dong yaaaaa... #kibasinrambut

Saya memang nggak bisa cocok sama model hubungan tanpa status karena bukan tipe yang bisa mesra dengan banyak lelaki #jombloberprinsip. Mungkin HTS lebih cocok untuk kalian yang bisa mesra dengan banyak orang atau untuk kalian yang belum ingin berkomitmen dan belum dikejar target untuk menikah.

And yes I said NAY for HTS. Dan bagi saya, HTS itu bukan Hubungan Tanpa Status, tapi Hubungan Tai Sekali.

Kalau bagi kalian, HTS YAY atau NAY?

32 komentar:

  1. *langsung scroll ke bawah*
    NAY.
    :)))

    BalasHapus
  2. Kalau saya YAY. Sudah lelah berpacaran :))

    Bukan berarti HTS an sih, tapi berteman. Teman dekat. Teman dekat yang nggak pake masuk-masukin titit.

    Kalau suka ya ngomong aja. Berteman dekat dulu, kalau bisa jangka waktunya lama, buat mengenal benar-benar. Kalau mau serius, bicarakan pernikahan walaupun nggak detik itu juga menikahnya. Menurutku pacaran adalah komitmen semu. Tapi aku berprinsip seperti ini sekarang karena udah pernah pacaran sih, jadi mungkin pengalaman pacaran dibutuhkan untuk tahu plus minus nya apa :))

    Jadi begitulah menurutku.

    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. (((((Teman dekat. Teman dekat yang nggak pake masuk-masukin titit.)))))

      Kalau aku, justru teman dekat ya, teman dekat saja. Tanpa ada niat misal menikah. Kalau memang sudah ada niat menikah ya ayok pacaran. Karena kalau statusnya teman, trus ternyata kita suka, sedangkan si doi nggak, trus liat si doi ngegebet yang lain, jadinya syakiiiiittt.. Butuh "ikatan" saja untuk lebih mengontrol perasaan :D

      Hapus
    2. Ti ati nek ngomongke mengontrol.

      Hapus
    3. Aku sukanya mengontrol Kak. Bukan mengontol.

      Hapus
    4. Ooh begitu ya :D
      Nek aku sendiri karena susah mengontrol perasaan, jadi aku biarkan dia lepas dan liar walau pulang-pulang nanti babak belur :))
      *masokis*

      Hapus
    5. Arnindhita....
      Kamu luar biasa
      ...... kamu masochist dalam arti yang sesungguhnya 😂

      Salam masochist!

      Hapus
  3. Aku pernah banget jalani hubungan tanpa status. Durasinya lamaaa pula *astaga... Kalau ditanya gimana rasanya? Begitulah.. Nyesek..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama lamanya dengan durasi sesinya Tersanjung? :D

      Hapus
    2. Aku gak tau berapa lama sesi tersanjung.. *ketauangaknonton. Sekitar 4 tahunlah kak.. *haduh...

      Hapus
    3. Aduuuuuh.. 4th?? Apa bedanya sama aku yg jomblo 4th?? Ngahahaha
      #malahdiketawain

      Hapus
    4. Ia kakak Monica cantik. Kkk gk slah baca. Hahaha. Mata kkk sehat walafiat.. Hehe..

      Sebenarnyaaaa... Sama sih hahaha..*ikutanketawa

      Hapus
  4. Aku pernah terjebak dalam situasi HTS. Tapi aku berada pada pihak yg (dituduh) me-PHP partner HTS. Enak2nya dikit, gitu doang, sebentar, tapi hubungan rusak selamanya. Awalnya temenan, sekarang dia kayak menjauh. Ya nggak nyalahin juga sih. Memang dia korban (( KORBAN )).

    Jadi, dengan atau tanpa titit masuk2, aku tetep Nay :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin kalau dengan titit masuk, malah nggak menjauh, Kak..

      Hapus
    2. Lho, kok kamu tahu kalau tititnya nggak masuk? Videonya sudah diputer di videotron mana?

      Hapus
    3. Ini ngomongin titit yang mana? Kalau temen aku namane titit emang suka masuk2.. Masuk ke rumah.

      Hapus
  5. Pasti gak enak banget di tuduh phpin ank org, ada aja yg nyinyir nyinyir sok dewasa nasehatin ini ono... Hadeeeuh..

    Sekarang aku tobat nasuha kk gk mau HTS lagi.. Hahahah..
    Soal titit..aku menganggap sex itu setelah nikah.. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua orang nyinyir emang ngezelin :|

      Ngahahahahaha..
      Iya, itu memenya ngacooooo :p

      Hapus
    2. Bawannya keseeel. Pengen tak bantin..syg ank org jd gk jd banting hehe..

      Itu cuma meme gak papa.. Hahaha

      Hapus
  6. Ha ha... HTS tu aq ya prnah ngalamin... Lumayan lama... Hitungan bulan... Untung nda nyampe 9 bulan 10 hari, he he... Karena ngga kuat galau, akhirnya aq putuskan si HTS itu. (HTS koq bisa putus ha ha)
    Hmm... Aq sih endingnya nay
    Walau dulu ada kalanya yay, ha ha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang enak sih HTS-an tuuuu..
      Tapi, ya kalau untuk yang belum pengen komitmen. Aku dulu juga sempat YAY kok soalnya emang belum komitmen. Kalau sekarang kayaknya udah terlalu tua untuk begituan. S, take it or leave it :D

      Hapus
  7. HTS IS BIG NOOOOO...rugi banget lah zaman masih anak bawang jg ak sih gamau kalo mesti HTS an rugi bangett...apalagi mesti TITIT masuk hahahahhahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa.. kalo buat yg gakbisa mendua mentiga mengempat melima emang rugiii..

      Say no to ada titit di antara kita 😚

      Hapus
  8. Keren kak... Sedelapan dah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Kak..
      Sesembilan, sesepuluh... Masih mau dilanjut nggak ini?

      Hapus
  9. yaowo,,bru sekali inih aku mbaca blog yang amburadul tapi lucuh.. adek lelah bang.. lelah ngakak sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaowo,,blognya dibilang amburadul
      jahara :'(

      Hapus
  10. Akoh masih kecil kak,masih polos dan bermuka innocent :3 nggak ngerti sama yang begituan :3 kakak kakak sudah expert semua 😲

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak Uciiikk..
      Akkoh juga masih dedek2 unyu begini. Sebenernya akkoh juga nggak ngerti akkoh nulis apa 😌

      Hapus
  11. HTS itu...... NAY deh! Dulu udah pernah ngalamin, karena emang ngerasa nyaman aja dan lagi gak pengen komitmen jd ya sama2 menguntungkan, hehehehehe...... eh itu samaan gak sih ama TTM-an? kayaknya sama deh ya #jawabsendiri. untung HTS nya ga lama2 amat, emang sih ga sampe masuk2in ti*it cuma makeout (doang). itu masih jaman durjana banget, akhirnya ya diputuskan saja dan memulai tobat nasuha. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang penting sama-sama untung dan sama-sama enak lah yaaaa... #eh

      Semua mengalami zaman jahiliah, Kak :')

      Hapus