Ganti Kelamin dan Prostitusi Online

Siapa yang bilang bahwa resolusi 2019 Besok Siang itu unfaedah? Momon, ya? Ah, dia itu sukanya melakukan kebodohan lalu mengatasnamakan Besok Siang kok, agar tidak dikira pekok sendirian. Padahal ya memang pekok sendiri.

Kalau resolusi saya sih, jelas lebih berguna. Saya juga pernah share resolusi saya di media sosial saya: "Saya kepingin jadi manusia yang bisa menghargai pilihan hidup orang lain, selama pilihan tersebut tidak merugikan saya pribadi atau orang banyak."

 @om.perlente

Sebenarnya, ini resolusi yang selalu saya camkan dan berusaha saya amalkan setiap tahunnya. Dan akan terus selalu berusaha untuk saya sempurnakan. Walau ya mohon maaf kalau saya ini belum sempurna. Saya memang lebih canty dan keren dan populer daripada kamu, tapi untuk dikatakan sempurna tentu terlalu berlebihan.

Tapi kalau kamu maksa bilang begitu, ya udah, nggak papa.

Pas saya share resolusi 2019 saya yang ini, serentak DM saya penuh komentar-komentar semacam:
"Sama banget, Yankbeb. Aku juga begitu orangnya!"
"Toss! Resolusi kita persis sama."
"Duh, sifat kita mirip ya, Bebqu!"
"Mbuak, lipstiknya apa?!"

Oke yang terakhir memang komen yang rutin saya terima setiap harinya sejak tahun 2012 #ElusElusLambe.

Sayangnya, kamu mengiyakan dan sok nyama-nyamain itu karena kata-kata saya itu terlihat keren saja. Atau memang saking ngefans saja sama saya, sampai resolusi pun pada kepingin samaan. Yang mengiyakan ini nggak tahu, kalau melakoni resolusi tersebut, yang mana sudah saya jalani dari tahun ke tahun, itu berat. Apalagi saya orangnya itu senengane ghibah.

Tapi sebisa mungkin saya kini ingin bertaubat.

Nah, dari mana saya tahu kalau omongamu bahwa resolusimu sama dengan saya itu cuma e'ek banteng? Begini....

Saya ini orangnya selo dan mengedepankan kemalasan. Kalau orang lain bermalas-malasan saat lelah atau saat selesai bekerja, saya menjadikan bermalas-malasan sebagai gaya hidup. Makanya jangan heran, saya itu kalau udah scrolling timeline instagram dan facebook, bisa sampai ngoyot bacain sekomentar-komentarnya.

Dan nggak jarang, saya menemukan komentar kamu-kamu kolower saya, di akun gosip atau akun artis atau salepgram siapa lah gitu. Dan nggak jarang juga, komentarmu itu ngisin-ngisini. Semacam mengomentari aurat artis, atau memaki-maki Lucinta Luna yang diduga melakukan operasi ganti kelamin. Nah, kebetulan juga, saya menemukan akunmu yang mengiyakan resolusi saya untuk nggak iyik dengan pilihan hidup orang lain, tapi berkomentar misuh-misuhi Lucinta Luna di akun lambe-lambean.

Gini lho, seandainya benar Lucinta Luna operasi kelamin, lha yang di-kethok itu ya tytyd-tytyd-nya sendiri kok, bukan tytyd milik negara. Mengapa kalian kebakaran jembut begitu?

Sebenernya kebakaran jembut soal Lucinta Luna ya terserah saja sih, soalnya memang keberadaan spesies berjembut flammable itu tidak bisa dipungkiri. Cuma ya mbok jangan menyama-nyamakan diri dengan saya yang rajin waxing ini. Kan kita beda. Kalau saya kan mau menghormati pilihan hidup manusia lain, termasuk hidupnya Lucinta Luna.

Terus kasus yang baru-baru ini, soal artis yang terkait prostitusi. Pas tahu bahwa Besok Siang selesai liburan, banyak yang request agar saya menulis soal kasus ini, tapi menyetir sudut pandang saya. Pengennya sih saya mlekoto si artis, begitu.

Kamu: "Itukan bukan wanita murahan ya, mbak. Tapi wanita kemahalan. Ahahahahaaha" (tertawa sendiri).
Saya: "Ahahahahaaha.." (menertawakan kewaguanmu).

Sama kayak Lucinta Luna, dalam kasus ini, yang dijual ya asetnya sendiri. Saya saja kurang paham apa yang dicari dari kasus ini. Wong ya ada kesepakatan yang dilakukan dengan sadar antara perantara, pemberi jasa, dan pembeli kok. Tidak ada korban atau pihak yang dirugikan dalam hal ini. Perkenthuan dan transaksi juga tidak dilakukan di tempat umum dan dipublikasikan, jadi kalau mau dibilang p0rn09RapH1 dan m3Ru$4k 93nEr4s1 muD4, ya bagian mananya? Pas si artis membuat konferensi pers dengan kata-kata, "saya meminta maaf kepada masayarakat bla bla bla..", saya sampek ngowoh. Duh mbak, tubuhmu bukan milik masyarakat :(.

Sementara itu, sebenarnya di luaran sana banyak banget kasus-kasus perdagangan manusia beneran. Maksudnya tidak ada kesepakatan antara perantara dan pemberi jasa. Eh maaf, lebih tepat disebut si pedagang dan orang yang dipaksa diperdagangkan. Terus banyak juga kasus-kasus pelecehan dan pemerkosaan, dimana ada korban di dalamnya. Dan kasus-kasus seperti itu malah mandek, nggak diusut sampai selesai. Malahan ada yang korbannya malah disalahkan dan dikriminalkan, ibu Baiq Nuril dan RA (pegawai BPJS) adalah beberapa contoh nyata.

Kasus yang nyata-nyata merugikan orang lain diabaikan. Malah ngurusi perempuan dewasa yang memilih sendiri jalan hidupnya dengan sadar. Piye....

"Lho tapi kan mbuak, ganti kelamin kan menyalahi kodrat!"
Duh dek, Momon rasan-rasan mau ganti kelamin sapi saja saya nggak peduli kok. Kok le kober mengurusi orang lain yang bukan...Momon.


"Lho tapi mbuak, ngelonthe kan dosa masuk nerakha!"
Ya memang, coeq. Susah kan untuk jadi orang cool yang nggak ngurusi surga dan nerakanya orang lain itu? Belum-belum sudah menjilat ludahmu sendiri kan? Makanya nggak usah waton nyangkem menyama-nyamakan diri kita.

Tempat terdalam di neraka jahanam untuk penulis Besok Siang dan anthek-antheknya lah pokmen.

2 komentar:

  1. BISAKAH MASUK SURGA DENGAN MASIH MENJADI ANTEK BESOK SIANG?!

    BalasHapus
    Balasan
    1. TIDAK TAHU KARENA SEBENARNYA BESOK SIANG ITU BELUM MEMBELI KAPLING DI SURGA MAUPUN DI NERAKA.

      Hapus