Sumber: www.berita11.com |
Saya sedikit bosan membahas kejombloan saya karena belum ada Mukidi baru yang serhu. Atau mungkin para calon Mukidi terlalu takut untuk saya jadikan bahan tulisan di Besok Siang? Ah, kamu Mukidi Cemen! Pasti tititmu kecil #eh.
Kali ini saya mau membahas hal yang tidak kalah tidak berfaedahnya dengan membahas Mukidi.
Minggu lalu, saya baru pulang dari perjalanan dinas ke Manado. Begitu mendarat di Yogyakarta, sesampainya di rumah, seperti biasa saya malas mandi dan lebih memilih bercumbu dengan bantal dan guling yang penuh dengan kehangatan. Sembari saya bercumbu dan ngglundung sana ngglundung sini, saya scrolling timeline Instagram dan mendapati sebuah video seorang ibu, sebut saja Bu Mukidi, yang menampar petugas di Bandara Sam Ratulangi lantaran nggak mau melepaskan jam tangannya ketika pemeriksaan.
Minggu lalu, saya baru pulang dari perjalanan dinas ke Manado. Begitu mendarat di Yogyakarta, sesampainya di rumah, seperti biasa saya malas mandi dan lebih memilih bercumbu dengan bantal dan guling yang penuh dengan kehangatan. Sembari saya bercumbu dan ngglundung sana ngglundung sini, saya scrolling timeline Instagram dan mendapati sebuah video seorang ibu, sebut saja Bu Mukidi, yang menampar petugas di Bandara Sam Ratulangi lantaran nggak mau melepaskan jam tangannya ketika pemeriksaan.
Kalau disuruh melepas harga diri saat pemeriksaan, saya rasa wajar kalau marah. Tapi, kalau jam tangan? Ah, shilit saya jadi gatel. Kira-kira shilitnya petugas bandara yang ditampar juga gatel nggak ya? #malahmbahasshilitewong. Saya sering loh disuruh teman-teman kampret saya untuk melepaskan harga diri saya, tapi saya nggak marah tuh. Lah wong nggak punya. Piye?
Saat menonton video insiden penamparan tersebut, saya langsung mbatin, "Wah, serhu!" Apalagi Bu Mukidi mengaku sebagai istri jenderal polisi. Saya yang mantannya Rio Dewanto aja nggak pernah senorak itu loh....... Mantan rewang maksudnya.
Kejadian penamparan tersebut terjadi di hari yang sama dengan hari kepulangan saya dari Manado. Tapi, kok ya saya nggak lihat ta ya. Ternyata selain kurang beruntung dalam hal percintaan, saya juga kurang beruntung untuk melihat kejadian yang serhu. Coba saya bisa melihatnya secara langsung, pasti gatelnya shilit saya bisa lebih memuncak. Tsk.
Di video yang saya tonton, saya perhatikan lekat-lekat ekspresi dari Bu Mukidi ketika marah kepada petugas bandara. Sungguh luar binasa menggebu-gebu, bahkan lebih menggebu-gebu dibandingkan ketika saya melihat Rio Dewanto bertelanjang dada di depan mata dan kepala saya. Ya, saya nggak akan menggebu-gebu sih kalau melihat Rio Dewanto bertelanjang dada, paling cuma mimisan.
Saat menonton video insiden penamparan tersebut, saya langsung mbatin, "Wah, serhu!" Apalagi Bu Mukidi mengaku sebagai istri jenderal polisi. Saya yang mantannya Rio Dewanto aja nggak pernah senorak itu loh....... Mantan rewang maksudnya.
Kejadian penamparan tersebut terjadi di hari yang sama dengan hari kepulangan saya dari Manado. Tapi, kok ya saya nggak lihat ta ya. Ternyata selain kurang beruntung dalam hal percintaan, saya juga kurang beruntung untuk melihat kejadian yang serhu. Coba saya bisa melihatnya secara langsung, pasti gatelnya shilit saya bisa lebih memuncak. Tsk.
Di video yang saya tonton, saya perhatikan lekat-lekat ekspresi dari Bu Mukidi ketika marah kepada petugas bandara. Sungguh luar binasa menggebu-gebu, bahkan lebih menggebu-gebu dibandingkan ketika saya melihat Rio Dewanto bertelanjang dada di depan mata dan kepala saya. Ya, saya nggak akan menggebu-gebu sih kalau melihat Rio Dewanto bertelanjang dada, paling cuma mimisan.
Sumber: www.youtube.com Mimisan...... dimulai |
Dilihat dari ekspresi wajah dan body language Bu Mukidi ketika menampar petugas, saya yakin Bu Mukidi memang memiliki passion menampar orang. Bagaimana tidak? Pada saat menampar, selain sikapnya yang menggebu-gebu, Bu Mukidi masih peduli dengan fashion. Bu Mukidi mengenakan kacamata hitam. Bukan, kacamata hitam dipakai bukan untuk menyamarkan wajahnya, itu untuk fashion, dude. Fashionable first, slap then. Begitu motto hidup dari Bu Mukidi. Bu Mukidi nggak akan setotalitas itu kalau memang nggak memiliki passion menampar orang.
Ternyata, nggak hanya Bu Mukidi yang memiliki passion menampar orang, tapi Pak Mukidi juga memiliki passion yang sama. Bukan, Pak Mukidi bukan suaminya Bu Mukidi. Perlu diingat bahwa ini adalah Besok Siang, suka-suka saya mau memberi nama apa.
Alkisah Pak Mukidi juga merupakan pelaku penamparan petugas bandara. Kali ini bukan di Bandara Sam Ratulangi, melainkan di Bandara Soekarno-Hatta. Sayang sekali beritanya kalah heboh dengan berita Bu Mukidi. Padahal siapa tahu mereka berdua berjodoh, jodoh yang tertunda. Kan serhu membangun rumah tangga yang panas penuh tamparan. UNCH!!
Passion yang sungguh anti mainstream, sungguh patut untuk dibudidayakan karena dengan sedikit bimbingan dan nasehat, passion tersebut dapat tersalurkan dengan lebih baik. Bunda Koplo kembali hadir dengan nasehat yang tentu saja tidak perlu diuji lagi ketidakfaedahannya. Saya akan memberikan 5 nasehat bagi yang memiliki passion menampar orang.
1. Kontrol emosi
Untuk meminimalisir menampar tidak pada tempatnya dan bukan kepada orang yang tepat, kontrol emosi merupakan koentji. Jika tidak dapat mengontrol emosi dengan baik, niscaya bahkan menulis "kontrol" pun bisa typo menjadi "kontol".
Bayangkan kalian sedang emosi menghadapi Mukidi yang luar biasa kopetnya, kemudian kalian menahan diri untuk tidak menampar Mukidi dan kalian lebih memilih curhat di blog. Niat hati curhatan tersebut kalian beri judul "5 Cara Mengontrol Mukidi". Kalau kalian belum bisa mengontrol emosi dengan baik, kalian akan menulis dalam kondisi emosi yang masih labil. Dengan kondisi emosi yang masih labil, mbok yakin kemungkinan mengetik "mengontrol" typo menjadi "mengontol" akan semakin besar. Nggak lucu ta kalau judulnya jadi "5 Cara Mengontol Mukidi"?
Karena itu, kontrol emosi adalah koentji!
Bagaimana caranya mengontrol emosi? Untuk tahu caranya mengontrol emosi, kalian harus belajar kungfu terlebih dahulu.
2. Belajar kungfu
Di dalam dunia per-kungfu-an, kalian akan diajari teknik pernafasan sebagai dasar dari segala jurus yang mumpuni. Menurut Bunda Koplo, melalui teknik pernafasan yang baik, emosi dapat menjadi lebih terkontrol. Selain emosi menjadi lebih terkontrol, kalian juga akan mendapatkan bonus jurus kungfu.
Terserah kalian mau belajar kungfu di mana. Saya sarankan belajar di Padepokan Lodaya. Nggak tahu Padepokan Lodaya? Kalau begitu kalian perlu menonton Legenda Gunung Merapi terlebih dahulu. Di Padepokan Lodaya, kalian nggak perlu menjadi seorang panda yang memiliki ayah seekor bebek untuk dapat menguasai jurus kungfu yang mumpuni.
Setelah semua jurus kungfu yang mumpuni kalian kuasai, kalian bisa mendatangi Tony Stark untuk mendaftar sebagai anggota The Avenger. Bayangkan, dari status "penampar petugas bandara" berubah menjadi "The Avenger". Mantap jiwa. Nanti saya titip cipox buat Tony Stark ya.
Terserah kalian mau belajar kungfu di mana. Saya sarankan belajar di Padepokan Lodaya. Nggak tahu Padepokan Lodaya? Kalau begitu kalian perlu menonton Legenda Gunung Merapi terlebih dahulu. Di Padepokan Lodaya, kalian nggak perlu menjadi seorang panda yang memiliki ayah seekor bebek untuk dapat menguasai jurus kungfu yang mumpuni.
Kalau Hening lebih memilih belajar kungfu di biara saolin |
Setelah semua jurus kungfu yang mumpuni kalian kuasai, kalian bisa mendatangi Tony Stark untuk mendaftar sebagai anggota The Avenger. Bayangkan, dari status "penampar petugas bandara" berubah menjadi "The Avenger". Mantap jiwa. Nanti saya titip cipox buat Tony Stark ya.
3. Buka jasa penampar bayaran
Merasa kurang mampu menjadi bagian dari The Avenger? Tenang saja, kalian bisa buka jasa penampar bayaran. Pekerjaan ini nggak kalah elit kok dengan pembunuh bayaran. Bahkan, bisa dilakukan oleh kalian yang phobia sama darah. Berbekal jurus kungfu "tamparan dhemit", kalian akan menjadi penampar bayaran profesional yang tak terkalahkan, kalian bisa menampar target tanpa terlihat.
Tenang. Profesi penampar bayaran memiliki masa depan yang cerah. Jangan takut sepi orderan. Di Indonesia masih banyak Hello Kitty dan Mukidi yang berkeliaran kok. Menampar Hello Kitty dan Mukidi yang bayingan lebih berfaedah dibandingkan dengan menampar petugas bandara. Percayalah.
4. Buka usaha ayam geprek
Buat yang lebih suka bisnis kulineran, lebih baik tenaga untuk menampar orang disalurkan untuk menggeprek ayam. Menggeprek ayam menggunakan cobek adalah hal yang biasa. Basi! Buat kalian yang mempunyai passion menampar orang, tidak perlu menggunakan cobek, cukup menggunakan telapak tangan. Dengan menambahkan sedikit ilmu tenaga dalam, metode geprek seperti ini bisa kalian namakan "geprek telapak tangan bayangan". Dan jangan lupa saat menggeprek, kalian teriak, "Wuacwaaaaaaaa!!!"
Hal tersebut tentunya akan menjadi ciri khas yang dapat membedakan kalian dari pengusaha ayam geprek lainnya. Sekalian saja sajikan atraksi kungfu. Saya jamin laris manis.
Bagi yang memang ingin serius menekuni bisnis ayam geprek telapak tangan bayangan, saya punya satu saran yang HQQ, yaitu jangan lupa cuci tangan setelah cebok. Ingat bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman #benerinhijab.
Bagi yang memang ingin serius menekuni bisnis ayam geprek telapak tangan bayangan, saya punya satu saran yang HQQ, yaitu jangan lupa cuci tangan setelah cebok. Ingat bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman #benerinhijab.
5. Ngising
Mari kita sama-sama mengakui bahwa permasalahan buang hajat bisa menjadi isu yang sensitif. Contohnya saja kasus penamparan yang dilakukan oleh Bu Mukidi dan Pak Mukidi. Bisa saja waktu pemeriksaan, Bu Mukidi kebelet ngising. Bukan masalah jam tangan mahalnya yang harus dicopot. Tapi, bisa saja hanya masalah buang hajat yang tak tertahankan lagi. Bayangkan bahwa Bu Mukidi kebelet ngising dan ingin cepat-cepat ngising di bandara, tapi petugas bandara malah menahannya dengan alasan belum menyopot jam tangannya. Pasti Bu Mukidi merasa kzl bet.
Saya pun begitu loh. Kalau sedang kebelet ngising, tapi keadaan tidak memungkinkan saya untuk segera ngising, saya bisa uring-uringan. Gimana nggak uring-uringan? Badan sudah penuh keringat karena menahan, eeeehhhh.. tetap saja belum memungkinkan untuk ngising. Kzl bet.
Sumber: www.memegenerator.net |
Saya pun begitu loh. Kalau sedang kebelet ngising, tapi keadaan tidak memungkinkan saya untuk segera ngising, saya bisa uring-uringan. Gimana nggak uring-uringan? Badan sudah penuh keringat karena menahan, eeeehhhh.. tetap saja belum memungkinkan untuk ngising. Kzl bet.
Pesan moralnya adalah apabila hasrat menampar orang memuncak, tarik nafas dalam-dalam, kemudian hembuskan nafas perlahan. Rasakan apakah kalian sedang kebelet ngising? Jika, ya, ngisinglah. Ngising first, tampar then.
Tampar menampar itu seksi.
BalasHapus....kalau dilakukan atas kesepakatan bersama
dan jadilah BDSM ala christian grey siapa tau dapet oscar eh dapet Sabuk emas WBO atau wwf
HapusKalau BDSM ya dapetnya bukan oscar atau sabuk emas. Dapetnya pecut 🚶🚶🚶
Hapus