Nasihat Yang Harus Kau Baca Sebelum Membaca Cerita Horor

Perkenalkan, namaku Nurani. Kisahku bisa dibaca di sini.

Aku jarang mencoba mengajakmu berkomunikasi. Kecuali aku ingin memberitahu sesuatu yang memang sungguh penting. Aku sungguh-sungguh berharap kau membaca dulu nasihatku ini sampai selesai, agar kau paham apa resiko yang akan kau hadapi.

Aku harap kau baca nasihat ini sampai selesai, jangan berhenti di tengah-tengah, agar kau selamat.

Setelah itu, pilihanmu untuk mengabaikan atau memikirkannya.

***

Janganlah kau mengira aku hanya berdiri dan terpisah jauh dari dunia. Aku di sini, sambil memperhatikan. Satu persatu darimu, tak luput dari perhatianku. Seperti pula kuperhatikan bahwa kau saat ini begitu senang membaca kisah-kisah tentang kami dan dunia kami.

sumber: pixabay.com

Tapi tahukah kau, bahwa cerita horor bukan sekedar cerita. Cerita tersebut juga menjadi perantara, untuk menyuarakan kisah kami yang seharusnya sudah tiada. Melalui ketakutanmu, kami ikut hadir, bahkan sejak awal cerita kau baca.

Menemanimu...

Kalau beruntung, rasa takut itu akan berlalu dalam sekejap. Tapi seringkali rasa takutmu mengendap, bahkan setelah cerita kau tutup.

Jangan kau kira bila kau membaca pada siang hari, maka kami tak kan ikut hadir. Kami hadir, pasti hadir. Menunggu waktu yang tepat untuk memperlihatkan diri, saat malam yang sunyi, ketika benakmu kembali memutar cerita yang kau baca sesiang tadi.



Pernahkah juga kau mengalami ini, ketika sedang membaca cerita tentang kami, bulu kudukmu meremang, nafasmu terasa berat, detak jantungmu bertambah kencang? Kau tolehkan kepalamu ke kiri dan ke kanan, karena rasa cemas yang begitu pekat. Seolah-olah kau sedang diawasi.

Walau sebenarnya, kau memang sudah diawasi sejak awal cerita kau buka.

Itu tandanya dia yang mengawasimu mulai resah. Mungkin cerita yang kau baca tidak berkenan baginya. Atau mungkin reaksimu atas cerita tentang kami membuat dia marah.

Entahlah.

Perasaan masing-masing dari kami berbeda. Ada yang marah ketika kau biasa saja. Ada pula yang marah ketika kau ketakutan. Tapi yang pasti, kami mudah marah.

Karena kami ada dari keresahan akibat sesuatu yang belum sempat terselesaikan.

Bila itu terjadi, sebaiknya tutup ceritamu. Sudahi untuk malam ini. Lalu tidurlah kalau kau bisa dan beruntung. Kalau kau kurang beruntung, kau akan terjaga sampai pagi, dan kehadiran dia yang menemanimu akan semakin menyata.

Mungkin kau tidak melihat dengan jelas. Saat kau bercermin, ada sosok di sudut bayangan yang terjauh. Saat kau membuka lemari, sekelabatan sosok terlihat di sela-sela gantungan bajumu. Atau mungkin di sudut-sudut ruangan, di kolong tempat tidur, di atas lemari, di belakangmu.

Atau bahkan begitu dekat, berbaring bersamamu, di balik selimutmu.

Cobalah diam dan tajamkan pendengaranmu, pasti kau bisa mendengar desah nafasnya, atau suara lirih tangis dan tawanya.

Tap... Tap... Tap...

Atau kau hanya sekedar mendengar langkah kakinya dari balik dinding kamarmu?

Ya, hanya sekilas dan lirih kalau kau sedang beruntung.

Tapi yang sekilas dan lirih bukan berarti tak nyata.

Mungkin kau menggapnya halusinasi belaka. Tapi sebenarnya kami memang di sana.

Buka saja lagi lemarimu, dan berdiamlah sambil melihat titik di antara gantungan bajumu tempat kau tadi sekelebatan melihat sosoknya.

Atau bercerminlah lebih lama dan lebih dalam.

Tok tok tok!

Oh, kini ada yang mengetuk. Perhatikan asal suaranya! Bisa saja dari luar jendela kamarmu. Atau dari luar pintu ruangan tempatmu berada. Atau bahkan dari dalam lemari bajumu. Setelah kau tahu asal suaranya, usahakan untuk tidak membuka dan mempersilahkannya masuk.

Atau bahkan, usahakan untuk tidak menoleh ke arah ketukan.


Bila malam ini kau sedang berada di rumah bersama suami, istri, ayah, ibu, saudara atau temanmu, berarti aku harus memperingatkanmu satu hal:

Terkadang kami menyaru menjadi sosok temanmu.

Saat kau melihat ayahmu membaca di ruang tengah, atau suamimu menonton televisi dalam ruangan yang gelap, atau ibumu berdiam membelakangimu di dapur, atau istrimu melintas memasuki sebuah kamar; sebaiknya jangan kau sapa.

Bisa saja itu salah satu dari kami.

Jangan pula kau mencoba mencari sosok yang asli, karena kau sempat berpikir bahwa tadi melihat temanmu tertidur di kamar, bagaimana mungkin tetiba temanmu berada di sini? Jangan pula kau coba-coba mengikuti bila sosok temanmu itu berjalan masuk ke arah suatu kamar.

Akan lebih baik bagimu kalau kau diam dan pura-pura tidak tahu, bahwa sosok menyerupai temanmu yang sedang membelakangimu adalah kami.

Berlalulah. Selesaikan urusanmu.

Dan hey, jangan terus menerus kau lihat sosok itu.


Bila saat ini kau sudah ketakutan, dan merasa ingin pergi ke toilet, aku tak bisa melarang. Yang hidup memang mempunyai kebutuhan. Tapi ingatlah satu hal:

Kalau kau merasa ketakutan yang amat sangat untuk pergi ke toilet, itu adalah pertanda bahwa memang ada yang sedang menunggumu di sana.

Kau amat sangat ketakutan tapi sudah benar-benar tidak tahan? Baiklah. Pergilah ke toilet. Tapi sekali lagi aku mau mengingatkan, jangan sekali-kali kau menoleh ke belakang saat kau duduk atau berjongkok di WC.

Jangan menoleh, meskipun dibalik bahumu kau dengar suara serak yang membisikan namamu. Jangan menoleh, meskipun kau merasakan hembus nafas di tengkukmu. Dan bahkan jangan menoleh, saat kau rasakan ada tangan yang memegang pundakmu.

Jangan menoleh...

Bila di toiletmu terdapat cermin, jangan kau coba-coba melihat ke dalam cermin. Tunda dulu keinginanmu untuk bercermin. Karena biasanya, bukan hanya wajahmu yang akan kau lihat.

Kau kini sangat ketakutan, dan meminta seseorang bangun atau datang menemanimu. Itu boleh saja. Yang penting, pastikan dulu bahwa yang menemanimu, memang temanmu. Bisa saja jiwa temanmu masih tertidur, dan entah apa yang sedang menemanimu. Kau tidak akan tahu, sampai beberapa jam kedepan.

Saat temanmu semakin diam, diam, diam dan diam... 
raut mukanya semakin memucat... 
dan perlahan.... 

Ah sudahlah, yang ini tak perlu kuceritakan. Biarlah menjadi pengalamanmu sendiri nanti.

Aku memberikan semua nasihat ini bukan untuk menakutimu. Tapi agar kau tak terkejut dengan hal-hal yang mungkin terjadi ketika kau membaca cerita tentang kami. Karena saat kau begitu terhanyut dengan cerita tentang kami, sebelah kakimu sudah menapak di dunia kami...

***

Bagaimana denganku?

Aku juga hadir

Aku juga hadir saat kau membaca tulisan ini, ataupun membaca kisah-kisahku yang ditulis dan bersembunyi dengan kedok fiksi.

Oh iya, ada satu nasihat yang kulupakan tadi. Kami adalah mahluk-mahluk yang resah dan kesepian. Kami akan merasa terpanggil bila kau mengucap atau bahkan hanya sekedar memikirkan nama kami dalam benakmu.

Jadi, satu nasihat yang terpenting dariku adalah, pastikan ketika kau membaca sebuah kisah, nama dari kami yang halus sudah disamarkan. Nasihat ini juga berlaku untuk kau yang suka menulis kisah horor. Samarkan nama kami, agar pembacamu tidak didatangi.

Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa nama dalam kisah yang kau baca bukan nama kami yang sebenarnya?

Namaku Nurani...

Aku sebenarnya sangat senang berkenalan denganmu. Tapi terkadang, kaummu hanya mau berkenalan dengan yang lain di dunia maya.

Jadi katakan di kolom komen kalau kau tidak ingin ku ajak berkenalan secara langsung ya. Kalau tidak, kuanggap kau pun senang berkenalan langsung denganku.

Dan aku akan mendatangimu, di suatu malam yang tak terduga...


Nurani,
(yang begitu dekat denganmu. Menunggu waktu yang tepat untuk berkenalan denganmu.)

19 komentar:

  1. ouchhh serem, tapi suka ama gaya penulisannya~~
    dan gw kira ada BONUS- gambar menyeramkan di penghujung acara. hihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi kau ingin berkenalan langsung denganku, tidak?

      -Nurani-

      Hapus
  2. nurani ga usah kenalan ya plis bangetttt .... (sumpah merinding dan kepikiran plus takut ke WC ) Hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Kalau kau merasa ketakutan yang amat sangat untuk pergi ke toilet, itu adalah pertanda bahwa memang ada yang sedang menunggumu di sana."

      -Nurani-

      Hapus
  3. Balasan
    1. Pergi kau, Lasmini
      Bermainlah bersama Suketi
      Aku sedang tidak mood

      -Nurani-

      Hapus
  4. Gk jadi baca :( takuut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi kau tak membaca sampai selesai? Baiklah. Tidak apa-apa. Yang penting aku sudah memperingatkan akibatnya..

      -Nurani-

      Hapus
  5. Aku malah baca ini dulu baru baca yang Senyum Nurani. Nggak apa ya Nur yaaa~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentu saja tidak mengapa. Terima kasih telah menjadi temanku :)

      -Nurani-

      Hapus
  6. Mbak Nur, saya mau jadi temanmu asal...

    Buat saya jadi kaya raya mengalahkan kekayaan Bill Gates ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh. Tapi ada syaratnya. Syaratnya mengerikan dan setelah kuucapkan kau tak bisa membatalkannya lagi.

      Siap?

      -Nurani-

      Hapus
  7. Jadi sebenernya ini blog mbak Arum atau mbak Nur?? Hahahaha 😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho, ini kan memang bukan blogku ^^

      Hapus
  8. mbak arum dapat ide darimana sih nulis cerita horor?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengapa perlu ide untuk menuliskan menceritakan hal yang sungguh-sungguh kau alami?

      -Nurani-

      Hapus
  9. Judulnya menyesatkan! Sungguh tega! Kau bilang ini tips sebelys membaca cerita horor, ternyata ini cerita horor itu sendiri!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho sesat bagaimana? Ini bukan cerita horor. Ini benar2 nasihat.

      Hapus
  10. Serem mbak Arum, numpang mampir dr ig

    BalasHapus