Emang Prestasinya Apa? Ndeso!

Seorang teman saya sesama blogger pernah bilang, kalau Besok Siang ini dibikin karena penulis-penulisnya saling cocok, dalam artian punya cara pikir dan pendapat yang sama.

Bah! Siapa bilang?!

Setelah berkali-kali membaca beberapa artikel tentang pertemanan sehat, kami sampai pada kesimpulan bahwa tipe pertemanan kami nggak masuk sama sekali dalam kriteria pertemanan sehat. Jomblo shaming, body shaming, ghibah, saling menyinyir, sampai perbedaan pendapat yang berujung saling gas-gasan pakai huruf kapital semua dan saling lempar emoticon tai; menjadi rutinitas harian dalam percakapan kami.

Padahal kalau menurut artikel pertemanan sehat, teman itu nggak boleh saling menjatuhkan, nggak boleh marah-marahan kalau beda pendapat, nggak boleh bully fisik, harus saling menyemangati, dan seabrek aturan lainnya.

sumber: memecenter .com

Mungkin bukan pertemanan kami yang nggak sehat. Tapi mungkin karena kami memang bukan teman.

Itulah mengapa saya berani menulis post ini. Menurut aliran pertemanan sehat, mengkritik teman itu nggak boleh dilakukan di depan umum. Tapi kami kan bukan teman. Dan lagi saya bukan orang yang healthy freak. Jadi ya luweh!

Nah, siapa bilang Besok Siang penulisnya selalu punya cara pikir dan pendapat yang sama? Banyak kok cara pikir anggota lain yang bagi saya ndeso dan nggak masuk akal. Salah satunya adalah pola pikir yang selalu mempertanyakan prestasi. Itu NdesBang lho, gais! Ndeso Banget!

Contoh kasus: kita lagi ngomongin seorang selebgram ber-follower puluhan ribu, namanya @sekararumwIya followernya 10 ribu doang. Tapi itu kan puluhan ribu.


Momon : "Heran deh, sekararumw itu apa bagusnya sih? Makeup biasa aja, badan nggak seksi, OOTD juga barangnya murahan semua."
Dhika : "Iya ya, follower-nya bisa banyak amat ya? Pada ngapain sih orang-orang follow dia?"
Momon : "Emang prestasinya apa, sih?

Sebenernya saya pengen njawab:
"coeg, @sekararumw itu prestasinya adalah punya muka cantik luar biasa. Perpaduan antara Pevita Pearce dengan Dian Sastro, dengan sedikit sentuhan ke Raisa-Raisa-an."

Tapi saya nggak bisa jawab begitu, karena dalam dunia Besok Siang, kecantikan nggak masuk dalam definisi prestasi.

Prestasi adalah pencapaian yang harus diusahakan dengan bakat, keterampilan, kreatifitas, dan yang jelas pakai otak. Jadi kalau @sekararumw cantik karena bawaan lahir, ya itu bukan prestasi. Atau @kyliejenner cantik karena operasi plastik, walau ada usahanya untuk jalan ke dokter bedah plastik, itu juga bukan prestasi. Karena semua orang juga bisa operasi plastik kalau ada duitnya.

Tapi kalau orang tersebut punya skill makeup super bagus yang bisa bikin muka rempeyek berubah jadi cantik, nah barulah bisa dibilang berprestasi oleh tim Besok Siang.

Masalahnya, yang sedang kita bicarakan adalah seorang selebgram. Dan sebagai selebritas instagram, @sekararumw banyak di-follow karena secara visual dia menarik. Follower-nya juga nggak bakalan peduli seandainya @sekararumw pernah berprestasi dengan cara menang lomba lompat pagar rumah motivator tingkat kecamatan.

Saya pernah memprotes ajang mempertanyakan prestasi ini di grup Besok Siang. Saya ingat betul, ketika itu kita lagi ngomongin pertemanan Syahrini dan Paris Hilton di instagram. Mayoritas netizen berpendapat kalau Syahrini mendompleng ketenaran Paris Hilton. Tapi kami-kami di Besok Siang justru sedang bertanya-tanya, siapa yang mendompleng siapa? Karena kalau secara follower instagram, jelas-jelas follower Syahrini dua kali lipat lebih tinggi dari Paris Hilton.


Saya lupa siapa yang menanyakan, tapi pertanyaan: "emang Paris Hilton itu prestasinya apa?" akhirnya ya muncul juga.

Saya sih bisa menjawab Paris Hilton adalah seorang business women sukses, terlepas dari Paris Hilton tentunya nggak perlu mikir soal modal usaha ya. Tapi ya gini coeg, kita ngomongin Paris Hilton dengan kapasitasnya sebagai seorang selebritis, model terkenal, artis kelas dunia, dan temennya Syahrini. 

Misalnya ada yang bilang Paris Hilton nggak cerdas dan nggak berprestasi, lah trus ngapa? Yang kita bicarakan kan dia sebagai model. Yang harus diapresiasi adalah mukanya yang photogenic, pose-nya yang canggih, dan ukuran 36C-nya yang membulat sempurna, yang mana bagi Besok Siang bukan merupakan prestasi.

Ya kalau dia ada prestasinya juga boleh lah diapresiasi. Tapi kalaupun dia nggak ada prestasinya, teteplah nggak bisa jadi alasan untuk bilang kalau Paris Hilton nggak layak terkenal dan nggak layak jadi model. Nggak perlu dicari-cari. 

Oke, maaf, sepertinya nggak sampe 36 C
sumber: https://www.youtube.com/watch?v=YoMv2Z14Qxo

Sejak saya mempertanyakan soal relevansi prestasi Paris Hilton dengan kesuksesan karirnya sebagai model terkenal, ajang mempertanyakan prestasi di Besok Siang, sementara berhasil saya bungkam.

Tapi beberapa hari yang lalu, pertanyaan itu kembali muncul ketika kita lagi ngomongin seorang penulis baru. Penulis ini lagi banyak diomongin dan dipuji-puji oleh netizen. Kita di Besok Siang sudah baca bukunya, dan tulisan yang bersangkutan sama-sama nggak masuk dalam selera kita semua. Plus ketambahan, si penulis ini bertingkah kayak OKB di media sosial. Pokoknya yang bersangkutan suka sekali pamer harta.

Ditengah-tengah kita ngomongin soal tulisan bukunya dan kegiatan pamer hartanya, muncul pertanyaan dari Dhika: "emang dia prestasine ki opo?"

Emang-prestasinya-apa is back!

Kebetulan, saya sedikit kenal dengan si penulis secara langsung. Ya sudah, saya coba menjawab: "Dia berprestasi kok. Dulu pas masih SMA, dia pernah menang lomba catur sampai ke luar negri lho. Terus dia lulus kuliah juga cumlaude. Tapi aku tetep nggak suka sama tulisan dia, karena nggak enak dibaca dan alurnya bikin bingung."

Maksud saya menjawab seperti itu adalah, kita ini kan sedang ngomongin dia dengan kapasitasnya sebagai seorang penulis. Dan karena penulis anyaran, jelaslah belum ada prestasi di bidang tulis menulis, namanya juga anyaran kok. Nah, saya nggak suka sama buku yang dia tulis, alasannya karena tulisan dalam buku tersebut menurut saya membingungkan dan nggak enak dibaca. Bukan karena penulisnya nggak punya prestasi.

Kalaupun si penulis pernah amat sangat berprestasi di masa lalu, yang sedang saya nilai kan bukunya. Jadi ya jelas nggak ada hubungannya lah! Nyatanya si penulis adalah orang yang sangat berprestasi dalam dunia catur dan secara akademik. Tapi hal tersebut nggak mengubah pendapat saya bahwa tulisannya memang berantakan dan cara dia pamer harta di media sosial itu norak.

"Jadi, menurut Arum, menanyakan prestasi itu selalu ndeso?"

Tergantung. Misalkan kita lagi ngomongin paslon gubernur DKI. Nah, nggak papa dong mempertanyakan prestasi si paslon di masa lalu, karena memang relevan. Sebagai calon pemilih, kita berhak tahu bisa ngapain aja si calon-calon wakil kita itu, dan apa buktinya di masa lalu.

Atau kalau enggak, kita rubah dulu standar prestasi yang kita punya. Misalnya kita lagi ngomongin Awkarin. Kok bisa sih dia diajak duet sama Young Lex? Emang prestasinya apa?

Jangan protes kalau dijawab prestasinya adalah: upload foto cipokan sama Gaga di instagram dan kemudian follower-nya meroket sampai satu juta. Ya karena "prestasi" yang relevan dengan pertanyaan di atas memang ini. Kan nggak nyambung kalau dijawab: "Awkarin diajak duet Young Lex karena prestasinya sebagai lulusan SMP dengan nilai tertinggi se Tanjung Pinang."

sumber: kaskus

Pertanyaan 
: "@sekararumw kok banyak yang ngefans sih?"
Jawaban : "Karena dia cantik rupawan, baik hati, dan berbudi pekerti tinggi."
Pertanyaan : "Itu kan bukan prestasi?"
Jawaban : "NDESO!"

19 komentar:

  1. Oke, coeg!

    Sebenarnya saya tidak setuju ketika sekararumw dijadikan contoh di cangkeman ini. My eyes burned..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heat = panas, kepanasan
      Heater = kepanasaners

      Hmmmm...

      Hapus
    2. Wah fix ndeso!
      Heater = pemanas
      Water heater = pemanas aer

      Hapus
  2. Pas baca paragraf pertama, aku malah pengen nanya kenapa sih namanya Besok Siang? Kenapa ga Besok Pagi ato Besok Senin? Apa maknanya? #Penasaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena kalau besok pagi kok kemrungsung. Kalau besok senin kan kerja.

      Hapus
    2. 1. Besok Pagi = kemrungsung, anggota Besok Siang tukang bangun siang.
      2. Besok Sore = capek, pulang kerja.
      3. Besok Malam = sampun sare.
      4. Besok Senin = kerja.
      5. Besok Jumat = deadline kerjaan.
      6. Besok Weekend = liburan, kumpul keluarga.

      Memang yang paling pas adalah Besok Siang ^^

      Hapus
    3. Ngga usah lebay, coeg!

      Hapus
  3. Malah menurutku penulis besok siang ini punya gaya tulisan dan pemikiran yg beda2. Dan itu jadi bikin blog ini menarik buat di baca

    BalasHapus
  4. Ha ha ha... Mau dilihat gimanapun, saya rasa besoksiang tu unik karena semua penulisnya punya gaya dan bahasa yg unik dalam menulis. Aseli karakter orangnya kelihatan di tulisannya, ha ha
    Ini yang berbeda penyajian dibanding blog2 lain. Penulisnya kagak ada jaim2nya juga, tapi ini jg yg bikin menghibur

    Nda apa2 ndeso asal rejeki kuto ha ha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disini semua pencitraan kok. Misalnya aku aslinya halus khas orang solo. Dhika aslinya galak dan Momon aslinya pahpoh :)

      Hapus
  5. (((((rempeyek))))) sedih aku bacanya *mrebes mili* ngampet ngguyu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tenang, khak!
      Lebih baik bermuka rempeyek tapi berprestasi. Daripada muka jelas tapi ngahngoh.
      Yang lebih parahnya: muka rempeyek + ngahngoh

      Hapus
    2. Bukan ngomongin aku kan, Kak?
      Soalnya aku pahpoh, bukan ngahngoh

      Hapus
    3. Trus kamu muka rempeyek apa rengginang?

      Hapus
    4. @kak Monica : asal jangan nyahnyoh kak, bahaya :))

      Hapus
    5. Dear, Arnindhita..

      Yang nyahnyoh itu si Arum.
      Coba kamu minta duit sama dia, pasyi langsung, "nyooooh.."
      Dia mah gitu orangnya.

      Hapus
  6. aku tahu jawabannya mbak.. karena Sekararum gemah ripah loh jinawi

    BalasHapus