Sumber: www.suara.com |
Ada tiga: yang pertama arisan grup teman SMP, yang kedua arisan grup kelas SMA-nya suami, lalu yang terakhir arisan grup kantor. Saya akan ceritakan keeksisan tiga grup arisan ini.
Arisan grup teman SMP
Grup ini berisikan 40 orang teman SMP saya, isinya ada laki-laki dan ada juga perempuan. Grup arisan ini sudah berlangsung selama 4 tahun!! Awet ya? Iya, tapi macam orang pacaran, grup arisan ini juga sudah mengalami jatuh bangun putus nyambung, beuh.
Iuran arisan per bulan Rp200.000,00 dengan tempat arisan selalu ganti-ganti, biasanya tempat nongki baru di Denpasar, Bali. Arisan grup ini diadakan setiap sebulan sekali di minggu kedua. Jadi yang sok sibuk mulai deh atur jadwal supaya bisa datang.
Grup arisan ini lebih mengutamakan kedatangan daripada masalah siapa yang dapat arisan. Tapi kemudian seiring berjalannya waktu masiiiihhh saja ada yang nggak dateng. Bahkan ada anggota yang dari mulai pertama ikut arisan sampai sekarang, nggak pernah dateng. Apaan coba? Jangan-jangan dia ikut arisan cuma untuk nabung.
Alhasil dari 40 orang yang ikut, yang datang paling banter cuma 20 orang. Sisanya mana? Embuh. Saya juga kadang-kadang mikir apakah mereka yang nggak pernah datang ini benar-benar ada atau hanya teman arisan khayalan.
Kemudian apabila jadwal dan tempat arisan sudah disepakati, Bu Sekar (Sekretaris Arisan) bakal woro-woro di grup WA arisan tentang kapan, lokasi di mana, dan jam berapa. Dan yang sudah baca HARUS kasih tanda jempol. Kalau nggak ya Bu Sekar bakalan ngambek. Mampus nggak tuh?
Bagi yang memang nggak sempat datang arisan, Bu Sekar akan buka bursa transfer untuk pembayaran arisan. Bursa transfer tersebut biasa dibuka pada H-2. Lewat dari hari itu alias telat, maka akan ada denda Rp25.000,00. Hasil pengumpulan uang denda tersebut nantinya akan dipakai untuk makan bareng satu grup di akhir periode arisan. Manis kan?
Soal pengumuman jadwal dan tempat arisan, walaupun sudah diumumkan begitu masih saja ada yang tanya: "Arisannya di mana ya? Jadinya kapan?" atau "Jam berapa sih?"
Kalo sudah begini kami yang rajin bacain chat langsung nyaut: "Wooii.. panjat tuh chat dari atas!!"
Heran sudah pada dewasa kok tingkahnya seperti anak SMP.
Dari semua grup arisan yang saya ikuti, grup ini yang paling faedah sih. Pertemanan kami di grup ini ada yang sebagai kolega kerja atau kolega bisini. Jadi setiap datang arisan obrolannya selalu nyambung dan bahkan menambah hal-hal baru. Tapi anggotanya nggak semua pekerja kok, ada juga yang sebagai ibu RT. Seneng sih teman-teman saya pada "jadi" semua. Meskipun kadang kalau ngumpul tetap seperti anak SMP.
Aturan pengocokan arisan di grup ini nggak ribet. Jika namanya keluar dan orangnya hadir ya silakan ambil arisannya, tapi kalau nama yang keluar nggak hadir arisan ya lanjut ngocok lagi. Tapi pernah waktu itu yang datang arisan adalah orang-orang yang sudah pernah dapat arisan. Akhirnya saat dikocok yang keluar nama orang yang nggak hadir ya sudah, uang arisannya kami kasihkan by transfer.
Sebenarnya saya juga nggak begitu suka ikut arisan, tapi untuk grup yang ini karena bisa menambah relasi bisnis saya, jadi saya ikhlas ikut dengan segala keriuhannya.
Arisan grup kelas SMA-nya suami
Baca judulnya pasti udah greges kan? Yang sekelas siapa, yang ikut arisan siapa.
Jadi begini, saya dan suami dulu teman SMA tapi beda kelas. Saya saking meriahnya berteman, waktu jam istirahat saya berkeliling dari satu kelas ke kelas lain, menyambangi teman-teman senusantara. Nah, jadilah saya pun akrab dengan teman sekelasnya suami.
Ini grup arisan paling bikin emosional menurut saya. Suami saya diajakin ikut arisan, tapi karena dia tipikal orang yang susah menolak dan tipe anti social social club sehingga nggak akan betah kalau ikut arisan, maka dia bilang ke grup SMA-nya: "Aku bakal jarang dateng ya, biar istriku aja yang ikut." Untung teman-teman suami saya sudah kenal saya semua, jadi mereka welcome ketika saya join. Yah, walaupun saya join dengan terpaksa karena sudah jalan separuh putaran.
Oh ya, grup arisan ini anggotanya ada 25 orang. Paling emosional karena nggak ada aturan yang enak seperti aturan di grup arisan teman SMP saya. Jadi di grup ini kalau semua anggota sibuk dan nggak bisa meet up, arisan dikocok melalui grup WA. Amazing kan? Cara kocokannya adalah si Mbak Bandar Arisan akan live video call untuk melakukan kocokan dengan asistennya, kemudian dibacakan siapa yang dapat uang arisan. Yang dapat arisan nanti uangnya akan ditransfer. Sungguh emosional kan grup ini?
Saya termasuk orang yang jarang datang arisan di grup ini karena nggak pernah tau arisannya kapan. Jadi tahu-tahu ada WA: "Nah, sekarang arisan ya hari ini. Nanti sore di Mangsi Coffee jam 4." Lalu saya protes: "Loh, aku kan kerja, gimana sih kalian? Kok baru ngasih tahu?" Dijawab: "Ya, nggak apa, Na. Nanti pulang kerja mampir atau transfer saja sudah."
Duhh jaann grup apa ini.
Lalu saya bilang ke suami, "Aku nunggu Juni arisan grup-mu habis. Jangan suruh aku ikut lagi ya. Teman-temanmu ini dulu zaman SMA-nya kurang jauh mainnya. Arisan kok bikin emosi saja." Alhasil suami saya hanya terbengong-bengong tanpa kata karena memang dia paham teman-temannya seperti apa.
Arisan grup kantor
Ini grup arisan paling garing macam krupuk seribuan udah seminggu di warung. Kok bisa? Ya iyalah ya. Anggota arisan ini hanya enam, termasuk bos saya. Jadi si bos disuruh ikut biar rame. Arisan ini usulan salah satu teman kantor yang paling sok iyes gitu dan suka ngatur. Saya ikut karena terpaksa. Gimana nggak terpaksa wong bos saya saja terpaksa ikut.
Untuk iurannya Rp200.000,00 per bulan dan boleh ikut lebih dari satu nama. Lagi-lagi alasannya biar rame. Duh jannn. Kebayang nggak arisan hanya berenam? Hahaaha... melambaikan tangan ke kamera wes pokoknya.
Arisan grup kelas SMA-nya suami dan arisan grup kantor aslinya kurang berfaedah. Hanya memberikan rasa surprise saja ketika nama saya keluar dari kocokan.
Begitulah kira-kira pengalaman saya arisan. Semoga bisa menambah kefaedahan kegiata perarisanan di Besok Siang. Di Indonesia kalau nggak arisan, nggak sedap rasanya.
Kalau saya mah gabungnya di anti arisan arisan club. Jadi kalo lagi ketemu bareng... Kita setor arisannya pake cerita tentang tentang teman-teman jaman kuliah.
BalasHapus