Berhubung saat ini saya sedang piknik, jadi monmaap saya nggak bakal memberatkan pikiran dengan postingan yang serius dan bermanfaat.
"Wong nggak piknik postinganmu tetep nggak faedah kok!" Begitu pasti kata BraMmon.
Yha.
Jadi, saya piknik ke Gili. Dan seperti remaja kekinian lainnya, kalau piknik ya, saya pengen eksis di sosmed. Upload foto setiap menit di Instagram dan Facebook adalah keharusan. Terus pakek baju-baju yang bikin tete dan wawes ngintip-ngintip sikit lah, namanya juga di pantai. Nggak lupa foto bobok-bobok lucu juga sama suami, cem Awkarin versi halal.
Seperti remaja selebgram eksis seumuran saya, saya juga punya hashtag khusus untuk menjuduli piknik saya. Kalau selebgram-selebgram lain misalnya #MasDanMbakAnuAgaintsTheWorld, #MbakAnuTraveling, #TheJourneyOfMbakAnu, #MbakAnuTripMbakAnuAdventure, dan masih banyak lagi. Kalau hashtag saya #DikArumPiknik. Nggak kalah keren kan? Silahkan di cek ya.
Iya, BraMon. Ini saya numpang promo hashtag. Udah nggak usah protes, nanti saya bawain oleh-oleh titit-tititan khas Bali. (Makasih loh titit-tititannya, by: BraMon yang ngedit tulisan ini)
Nah, karena saya lumayan, ehm...populer, foto-foto liburan saya jadi banyak yang komen. Apalagi pas saya pakai celana yang pendeknya sesilit atau pas muka Pak Sandiaga Uno kelihatan. Tapi 99% follower saya okeoce kok. Komennya asik dan menyemangati. Bikin saya tambah semangat upload foto pamer tete dan muka Pak Uno.
Tapi ya di antara 99% yang asik, terselip 1% yang kayak slilit. Slilit yha, bukan silit. Si 1% nggak perlu tersinggung karena saya nggak ngatain kayak silit kok. Slilit dan silit itu beda. Biar nanti BraMon cari gambar silit dan slilit lalu dijejerin biar pada tau bedanya (Kokmlzyha, by: BraMod yang ngedit tulisan ini).
Slilit ini tuh nggak sakit sih. Nggak bahaya juga. Cuma ngganjel dan agak-agak bikin gelisah gitu.
Slilit ini tuh nggak sakit sih. Nggak bahaya juga. Cuma ngganjel dan agak-agak bikin gelisah gitu.
Contoh komen kayak slilit adalah:
1. "Nggak malu po foto pakai baju begitu?"
Komen ini nylilit karena aneh. Kalau saya pakai kostum teletubbies di Gili, baru saya malu. Di sini panasnya ampun-ampunan dan aktivitas utamanya adalah ciblon. Kalau saya pakai baju komplit dan panjang plus berat, gila aja sumuknya kayak apa. Dan saya juga nggak bawa pakaian banyak-banyak. Jadi, daripada saya kehabisan baju dan wudo pas dalam perjalanan naik pesawat ke Jakarta, mending saya ngirit-ngirit baju tah? Atau malah pada seneng ya kalau saya ketahuan wudo di bandara cengkareng?
KokNgeriYha |
2. "Kok suaminya nggak marah sih upload foto begitu?"
Lha, suami saya yang motoin, piye? Suami saya juga follow semua akun sosial media saya. Mungkin suami saya bakalan marah kalau saya pakai bikini terus jalan di area Kuningan atau Kebon Jeruk gitu. Mungkin lho, ya. Apa perlu saya coba?
3. "Biar nggak belang/ item pas main ke pantai gimana caranya?"
Jelas-jelas di foto terlihat betapa tubuh saya belang, bukan cuma hidung saja. Kok masih ditanya biar nggak belang piye? Itu ngece atau gimana sih? Jahap kamu, sis. Jahaaaatttt!
Terkait komentar yang nomer 3 ini, saya punya cerita menarik. Kejadiannya baru kemarin pas saya ikut trip snorkeling 3 pulau. Kebetulan wisatawan lokal yang ikut di trip itu cuma 6 orang. Saya, suami, 2 orang embak-embak berhijab, lalu ada pasangan gaul dengan mbak-mbak yang super ribet.
Awalnya, saya kira si mbak-mbak ribet ini berhijab, soalnya pakai pakaian panjang, rapat, dilengkapi kerudung yang juga lumayan rapat, kacamata jengkol, dan topi sombreo. Pas mendekat, barulah kelihatan kalau pakaian luarnya cuma dipegangin, dan di bagian dalem, si embak pakai tank top seudel doang. Saya sempet mbatin, "Apa nggak panas to mbak?" Secara saya yang dari hotel udah pakai swimsuit aja keringetnya tetep netes-netes saking panasnya. Eh, lha ini mbak-nya malah membuntel diri. Bahkan 2 mbak-mbak yang memang berhijab malah terlihat nyaman dan asik lho dengan pakaian renang bertudung gitu.
Singkat kata berangkatlah kami menuju spot pertama. Karena masih spot pertama, beberapa ada yang masih takut-takut untuk terjun ke laut. Saya juga takut sih, soalnya saya kan nggak bisa berenang. Tapi ya nekat aja, wong udah terlanjur bayar je piye #DikArumMohRugi. Si mbak-mbak ribet ini juga takut, tapi lebay takutnya. Pakai acara teriak-teriak dan hampir nangis segala. Sampai dibujuk-bujuk oleh mas-mas pasangannya dan mas-mas tukang nyopir kapal juga.
"Nggak papa mbak, itu kan udah pakai lifejacket nggak mungkin tenggelam"Sebenernya saya masih pengen lihat drama si mbak-mbak rempong. Tapi suami saya udah manggil-manggil, ya wis saya njebur aja ke laut. Perasaan saya udah ngiter-ngiterin area laut dan selfie sama ikan, pas saya ngelongok ke kapal, si embak malah baru turun. Tapi saya lega, ah akhirnya dia turun ke laut. Ya sebab paniknya memang pas pertama mau lompat doang. Kalau udah tau rasanya nggak bakalan panik lah, wong ena. Tapi baru sebentar nyemplung, si mbak udah teriak-teriak lagi minta naik. Dan lagi-lagi, saya harus skip drama romantis antara si embak dan mas-mas sopir kapal ini karena suami saya udah narik-narik ngajak selfie lagi sama ikan.
"Aaahh ahhhh ahhh...tapi aku takuutttt."
Pas saya naik ke kapal, si mbaknya sudah berada di kapal, lepas life jacket, dan kembali membuntal diri dan kepala dengan kain-kainan entah apa. Kepalanya disandarkan ke bahu si mas pasangannya, dan mukanya memelas banget. Kayak muka saya kalau pengen blush-on anyar tapi gada hepeng. Mewek.
Dan iya, mewek terus sepanjang perjalanan ke spot kedua. Dan di spot kedua, si mbaknya nggak turun. Mas pasangannya yang mau turun, digondeli "aku nggak mau sendirian di kapal," begitu katanya. Akhirnya mas-nya juga nggak turun liat ikan. Dan begitu terus sampai spot selanjutnya. Sampai mas-nya mukanya ikut elek. Walau nggak sampai mewek kayak mbak-nya. "Wah apes. Wis mbayar, malah seharian di kapal aja," mungkin begitu batin mas-nya.
Akhirnya snorkeling selesai, dan kami semua mampir ke Gili Air untuk makan. Pas makan itu, suami saya nanya ke saya, "mbak-nya yang duduk di deketmu tadi kenapa sih? Mukanya kayak belet eek seharian."
Dan saya mayan takjub ya. Soale suami saya jarang ghibah. Tapi rupanya mbak-nya memang terlalu menarik untuk dilewatkan.
Saya mengedarkan pandangan, dan nemu mbaknya sedang tertawa bahagia sambil makan ikan plecingan. Akhirnya saya jawab ke suami saya, "sudahlah. Itu dia sudah bahagia di sana."
"Oh, udah seneng? Udah mau makan?" #nyinyir.
Dan beer yang sedang saya minum seketika langsung nyembur karena saya nggak kuat pengen ngakak.
Oh iya, pas naik turun kapal, mbaknya tetap berbuntal kain dari kepala sampai ujung kaki. Padahal kapal itu kan oleg-oleg. Kalau berdiri di kapal ya harus pegangan biar nggak jatuh. Tapi karena harus megangin kain-kain pembuntal tubuhnya, mbaknya jadi susah pegangan ketika berdiri di kapal. Salah seorang penumpang, mungkin karena memendam penasaran yang teramat sangat semenjak awal, memberanikan diri bertanya: "kok harus pakai kain sih? Kan susah jadinya. Dan jadi basah juga kainnya."
Yang kemudian dijawab dengan kenes oleh mbak-nya, "Takut item."
Yang kemudian dijawab dengan kenes oleh mbak-nya, "Takut item."
"Ooooo..," kata suami saya, yang kemudian langsung saya sampluk mulutnya.
Jadi, ya embak-embak di luaran sana, yang sibuk bertanya-tanya, gimana sih caranya liburan ke pantai tapi kulit nggak item/ belang? Jawabannya, nggak usah piknik ke pantai lah mbak. Malah nggriseni dan kalau apesnya ketemu penulis Besok Siang, ya jadi bahan ghibah.
Jadi, ya embak-embak di luaran sana, yang sibuk bertanya-tanya, gimana sih caranya liburan ke pantai tapi kulit nggak item/ belang? Jawabannya, nggak usah piknik ke pantai lah mbak. Malah nggriseni dan kalau apesnya ketemu penulis Besok Siang, ya jadi bahan ghibah.
Sekian dan dapet salam dari ikan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMbak-mbak kaya gitu emang bikin serba salah ya. Gak mau ghibah dan nyiyir karena takut dosa, tapi terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja.
BalasHapusBikin dosa ya ^^
HapusMbak, boleh request dong ya?*agak maksa.
BalasHapusAku sukaaaaa banget sama cangkeman penulis2 di besoksiang ini, sarkastic tapi keren dan lucukkk!
Tolong bahas dong, si playing-victim meanie yang baru married sama anak pejabat dan ninggalin pacarnya yang lagi pendidikan itu tuuuh...
Rasanya keren aja kalo besoksiang nyindir soal itu.
Makasiiiih
<3
Ahahhaa...mbak Selma udah terlalu banyak di ghibahin di FB :p.
HapusNanti kalau ada inspirasi baru soal dia ku tulis ya :D
mbak arum jos inspiratif sekali
BalasHapusalhamdulilah :)
Hapusaku kasian sama pasangannya seseembak :(
BalasHapussekapal juga kasian sama dia :))
Hapus